Kedudukan Kaum Wanita Pra Islam
Sebelum kedatangan islam kedudukan kaum wanita di arab tidak seberuntung kaum laki-laki, kelahiran bayi perempuan sangat tidak dinginkan oleh orang-orang Arab. Anak perempuan yang lahir dikubur hidup-hidup. Kebngisan dan kemiskinan menjadi penyebab pembunuhan kaum wanita yang terlambat buruk di seluruh suku bangsa arab.
Kebaikan-kebaikan para kepala suku yang bisa menyelematkan bayi-bayi permpuan yang tidak berdosa tersebut dengan cara dibeli untuk menyelamatkan jiwa mwewka. Sa’sa’a menyatakan sebelum munculnya islam, ia telah menyelamatkan tiga ratus anak perempuan dari nasib mengerikan, dengan cara memberi uang kepada ayah-ayah mereka.Sedangkan nasib seorang janda tidak boleh adanya sebuah pernikahan lagi ketika janda itu ditinggalkan mati atau cerai, sedah menjadi kebiasan anak tertua mengambil janda-janda ayahnya, yang merupakan kekayan yang di wariskan.
India Meski dikenal dengan ilmu pengetahuan dan kebudayaannya, peradaban India menempatkan kaum perempuan pada derajat kehinaan. Menurt Gustav eke Bon, “selamnya kaum wanita dinyatakan dinyatakan maklusk yang lemag dan teracu pada istilah-istilah yang memalukan”. Sedangkan Pada umumnya, masyarakat India mempercayai bahwa perempuan merupakan sumber dosa, kerusakan akhlak dan pangkal kehancuran jiwa. Sehingga mereka tak memiliki hak-hak kebendaan dan warisan. Bahkan hak hidup mereka juga dicabut ketika suami mereka meninggal. Setiap perempuan harus dibakar hidup-hidup bersama mayat suaminya.
Sedangan di Romawi Kaum lelaki pada masa itu, memiliki hak mutlak terhadap keluarganya. Ia bebas melakukan apa saja terhadap istrinya, bahkan diperbolehkan membunuh istri mereka dalam keadaan tertentu. Meski peradaban Romawi mengalami perkembangan, namun tetap saja perempuan berada dalam posisi yang hina; sebagai pemuas nafsu lelaki saja. Meski perempuan mendapatkan kebebasan, bentuknya hanya sebatas bebas menikah dengan lelaki mana saja. Tak pelak bila perceraian pada masa itu jumlahnya sangat besar, ditemukan dalam banyak kasus penyebabnya sangat sepele. Sebuah fakta terungkap oleh Kardinal Gerum bahwa ada seorang perempuan yang tanpa merasa berdosa dan malu telah menikah untuk ke-23 kalinya. Di saat yang sama, ia menjadi istri ke-21 dari suaminya yang terakhir.
Bentuk yang saat itu menjadi trend adalah pementasan teater dengan menampilkan perempuan telanjang sebagai obyek cerita. Selain itu, masyarakat itu juga memiliki tradisi mandi bersama, antara para lelaki dan perempuan di muka umum. Tentu saja, kedua kebiasaan itu mendudukkan posisi perempuan tidak pada tempat yang terhormat. Dari beberapa peristiwa diatas bahwa ketika itu kaum peremuan kurang berentung dibandingkan dengan kaum kaum laik-laki.
Abad ke-6 dalam bukunya berjudul The Massangger, R.V.C. bodley telah melakukan penelitian dunia secara umum pada waktu tampilnya Nabi. Iya mengatakan:
“di dinia abad ke enam, orang arab tidak memiliki kehormatan sebagai bukti, tidak seorangpun yang menonjol. Itu adalah masa suram ketika kerajan-kerajan besar Eropah timur dan asia barat telah hancur atau berada pada kekaisaran mereka,”
“itu dunia masih yang masih yang masih di kacaukan oleh kefasihan lidah yunani, oleh kebesaran Persia, oleh keagungan Romai, tanpa suatupun yang menggantikan mereka, bahkat tidak tuga Agama”
“orang Yahudi berkelana ke seruruh penjuru dunia, tanpa puncak pimpinan. Mereka dihadiri atau atau dianiyaya tergantung pada keadaan. Mereka tidak memiliki negri, dan masa depan mereka sama tidak menentunya dengan hari ini.”
“di luar lingkungan pengaruh Paus Grogory yang Agung, orang kersten romawi mengemukakan segala macam penafsiran yang rumit tentang kepercayaan merka yang penuh sederhna itu, dan dalam proses itu mereka sibuk saling membunuh.”
“di Persia seberekas sinar masa lampau dari bangunan kerajaan mereka masih ada. Husrau II memperluas batas-batas daerah kekuasaannya. Dengan mengalahkan pihak Romawi, ia telah menduduki Cappadocia, Mesir dan Siria. Pada tahun 620 M, menjelang tampilnya Muhammd Saw. Sebagai pembingbing umat manusia, ia telah merampaok Yarussalem dan mencuru salib suci san memulikan kekeuasaan dan keagungan Darius I. nampaknya hamper seperti kesempatan hidup bagi keagaman timur tengah. Namun orang Romawi Bezantium masih mempunyai sedikit dari kekuasan lainnya, ketika kisruh membawa tentara ke benteng-benteng Konstantinopel, mereka gagal”
“ lebih jauh ketimur, rangkayai peristiwa telah meninggalkan beberapa kelas. Idia masih berdiri beberapa Negara kecil yang tidak penting, yang masing-masing berjunag bagi keunggulan politik dan militernya”
“bangsa cina, sebagaimana bisa, berperang diantara mereka sendiri. Dinasti Thu Sui tamil memegang kekuasaan, kemudian di ambilalih oleh dinasti Tang yang memerintah selama tiga abad”
“di Jepang pertamakalinya Kaisar Wanita menduduki senggasana. Agama Budha mulai menanamkan akarnya dan memperngaruhi cita-cita dan pemikiran bangsa jepang.”
“Eropah secara perlahan-lahan tampil menjadi kekasisaran Franskish, yang akhirnya yang mencangkup perancis, Italia Utara, kebanyakan Negara sebelah timur sehingga Rhine sepanjang perbatasan Rusia-Polandia sekarang. Clovis meninggak dan Dagobert, penguasa Merovingi yang besar, segera di nobatkan.”
“sepannyol dibawah kekuassan kekuasan bangsa Visigoth, yang akhirnya di usir dari perancis dari tempat tinggalnya di daerah utara sepanjang sungan Loire. Mereka membatai orang-orang yahudi yang akibatnya meudahkan peyerbuan muslim yang terjadi satu abad kemudian”
“pulau-pulau Inggris terbagi kedalam beberapa kerajaan yang merdeka sejak ditinggklan bangsa Romawi seratus limapuluh tahun lampau, kemudian di gantikan oleh glombang bangsa Nordik, Inggris terdiri dari tujuh kerajan terpisah”
Jadi bisa dismpulkan bahwa pada abad ke 6 peradaban-peradaban yang berkembang di sudah di jelaskan di atas bahwa setiap peradaban tersebut tidak bisa merubah kondisi social, politik, dan kebudayan yang akhirnya mencapai kemusrikan-kemusrikan serta tidak adanya “penghargan” bagi kaum wanita.
Kehidupan wanita pada masa ini dianggap sebelah mata yang dibandingkan dengan kehidupan laki-laki. Kasta social yang membedakan derajat manusia yang akan mendiskrimanasi orang-orang kecil sepertini halanya kaum Sudra yang ada di india, kaum Sudra merupakan golongan yang terndah dari kasta-kasta lainya dengan adanya kasta tersebut kaum Sudra di anggap sebagai budak bagi orang-orang yang kastanya lebih tinggi dari kasta Sudra.
Kehancuran yang ada tidak bisa menyelesai problem yang ada, Agama seharusnya bisa mengubah kebudayan yang sangat merugikan bagi diri sendiri maupun orang lain, bahkan agama-agama yang ada konsep peribadahnnya lama kelaman semakin lemah bahkan tidak ada suatu perkembangan untuk merubah dunia.
Abdul Hasan Ali Nadwi penerjemah Drs. Adang Affandi. 1987 Islam dan Dunia. Bandung. Angkasa.
_____The Messengger : The Life Muhammad_______
http://Kedudukan-Perempuan-Sebelum-Islam-Kacanako.htm (diakses tanggal 9-11-2016)