Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah Berdirinya Dinasti Ayyubiyah

Proses Berdirinya Dinasti Ayyubiyah

Ruang Kelas - Siapa yang tidak kenal dengan Salahuddin Yuful Al-Ayyubi yang mendirikan dinasti Ayyubiyah, dia adalah seorang tokoh muslim militan dalam dunia militer serta intelektual. Dalam pembahasan Sejarah Kebudayan Islam Kelas 8 terdapat peran Salahuddin Yusuf Al-Ayyubiah kontibusinya dalam menegakan agama Islam sampei berdirinya Bani Ayyubiyah. Salahuddin Yusuf Al-Ayyubiyah banyak berperan di dunia militer serta dia banyak terlibat dalam beberapa perang sahlah satunya perang Salib. Maka dalam tulisan ini akan mengupas tentang bangimana berdirinya Dinasti Bani Ayyubiyah?, serta Peran Salahuddin Yusuf Al-Ayyubiyah dalam menegakan Agama Islam di Mesir?.

Dinasti Ayyubiyah didirikan oleh Ayyubiyah yaitu Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi putra Najmuddin bin Ayyub seorang keturunan dari bani Ayyub, berasal dari suku Kurdi di Azerbaijan. Meski ketika muda kiprahnya belum nampak di masyarakat, sebelumnya dia oeang yang cerdas. Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi lebih mementingkan ilmu kalam, ilmu fiqih, ilmu Al-Qur’an, dan ilmu Hadist.

Setelah dicukup dewasa Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi diajak oleh ayahnya menemui Gubernur Nuruddin Zanki di Suriah yang berasal dari Bani Abbasyah. Dari perkenalan itu salahuddin Yusuf Al-ayyubi ditunjuk untuk menduduki jabatan Kepala Gamisum di Balbek. Perjalan politiknya diawali ketika ia diajak oleh pamannya bernama Asaduddin Syrkuh untuk melakukan oprasi militer di daerah Mesir.

Peran Salahuuddin Yusuf Al-Ayyubi

Selama menapaki dunia pemerintah, Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi terlibat jauh dalam berbagai perjuangan dan pertempuran. Sebagai seorang prajurit, dia merasa berkewajiban menjalankan tugas negara ketika keadan genting misalnya merendam berbagai pemberontakan. Juga berperan besar dalam memengangkan perang salib. Seluruh perjuangan itu membuahkan sukses, tetapi dia tetap rendah hati. 

Kebesaran Salahuuddin Yusuf Al-Ayyubi di mata musuh-musuhnya didikung oleh dikapnya yang sangat toleran kepada keyakinan agama lainbukti tingginya toleransi itu ketika beliau berhasil menaklukan Iskandariyah, ketika itu kaum Nasrani dikunjunginya. Dalam perang salin juga demikian, setelah terjadi perjalanan perdamaian antara kduanya, Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi memberi izin pasukan salib untuk berziarah ke Baituk Maqdis.

Perstasinya dibidang militer semakin bersinar setelah ia menyertai pamannya yang bernama Assaduddin Syirkuh untuk memenuhi tugas dari Nuruddin Zanki yaitu agar membantu Bani Fatimiyah hendak mengambil kembali kekuasannya di Mesir. 

Ketika itu kedudukan di Mesir. Ketika itu kedudukan Perdana Mentri Syawar diambil oleh Dirgam. Dengan perjanjian akan menyerahkan sepertiga pajak tanah Mesir. Dalam menjalankan tugas itu Salahuddin Yuduf Al-Ayyubi mampu mendudukan Dirgam, akhirnya Perdana Mentri Syawar dapat menjabat kembali pada tahun 1164 M.

Setelah berjalan selama tiga tahun, Syawar berkhianat. Ia bersekongkol dengan Amaury. Seorang pimpinan perang dari tentara Nasrani ketika terjadi perang salib. Padahal Amaury pernah mendukung Dirham, sehingga sangat mungkin akan mengganggu posisi Nuruddin Zanki khususnya umumnya kaum muslimin.

Maka Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi ditunjuk lagi untuk membantu Asaduddin Syirkuh ke Mesir. Perang nesarpun pecah antara tentara Salahuddin dengan tentara Syawar yang didukung oleh pasukan Amaury. Pasukan Salahuddin unggul dalam perang itu dan mampu menguasai Iskhadariyah, tetapi kondisinya tidak aman sebab pasukan Amaury mengepung dari darat dan laut.

Dengan berbagai pertimbangan dan damai keamanan kaum muslimin, Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi bersedia memahami ajakan damai yang terjadi pada bulan Agustus tahun 1167 M. sebagain dari perjanjian itu adalah diadakan pertukaran tawanan perang. Selanjutnya Salahuudin Yusuf Al-Ayyubi kembali ke Suriah dan Amaury kembali ke Yarusalem. Sedangkan kekuasaan iskandarriyah dikembangan kepada Syawar.

Tidak berlangsung lama, yaitu pada tahun 1169 M, Amaury mengingkari perjanjian damai yang telah disepakati. Pasukan Salib menyerang Meser hendak membuat kekuasaan Khalifah Al-Adid. Rakyat Mesir banyak yang menjadi korban pembunuhan oleh pasukan Salib. 

Kaum muslimin di Mesir ketika itu banyak yang lemah dan kondisi sangat berbahaya. Maka dengan segera Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi dan Asaduddin Syirkuh peserta pasukan Islam. Psukan Islam mampu menguasai keadaan, Amaury takluk di tangan pasukan Muslimin.

Tetapi kemengan kaum Muslimin itu justru membuat Syawar semakin benci Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi dan Asaduddin Syirkuh dan berkeinginan menghubungi keduanya. Usaha Syawar itu berhasil disadap oleh Asaduddin Syirkuh. Kemudian atas perintah Khalifah Al-Adid, Syawar harus ditangkap dan dihukum mati.

Atas kerjasama Asaduddin Syirkuh yang membuahkan hasil gemilang itu kemudian Khalifah Al-Adid menunjuk Asaduddin Syrkuh untuk menjabat sebagai Perdana Mentri di Mesir pada tahun 1169 M. Kedudukan Perdana Mentri merupakan jabatan tertinggi yang diterima oleh keluarga Al-Ayyubi. 

Jabatan Asaduddin Siyrkuh tidak terlalu lama, hanya dua tahun karena meninggal dunia. Sepeninggalan Asaduddin Siyrkuh, oleh Khalifah Al-Adid posisi itu diserahkan kepada Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi. Usai Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi pada waktu menggantikan Asaduddin Siyrkuh masih tergolong muda, yaitu masih 32 tahun setelah menjabat sebagai perdana mentri, ia terkenal dengan julukan Al-Malik An-Nasir.

Pada awal jabatnnya itu, Nuruddin Zanki memerintah agar Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi tidak lagi menyebut nama Khalifah Al-Adid dalam setiap Khotbah Jumat yang biasa dilakukan di Mesir dan ia menggantinya dengan dengan Al-Mustadhi Khalifah Dinasti Abbasyiyah. Hal itu menunjukan kekuasan Bani Fatimiyah telah berakhir. 

Meski Salahuddin Yusuf Al-ayubi kurang spendapat dengan Nuruddin Zanki, tetapi ia teteap menjalankan tugas itu. Bersamaan dengan itu pengaruh bani Abbasyah kembali mencuat di Mesir. Peristiwa ini menjadi awal sejarah bagi Dinasti Ayyubiyah karena Bani Ayyubiyah dapat memerintah. Sultan pertama yang berkuasa di Dinasti Ayyubiyah adalah Salahuddin Yusuf Al-Ayyubiyah dan wafat pada usia 57 tahun.