Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah Kerajaan Samudra Pasai

KErajaan Samudra Pasai

Kerajaan Samudra Pasai berkembang sejak tahun 1292 M atau abad ke-13. Kerajaan yang bercorak di Sumatra ini merupakan sebagai kerajan pertama yang ada di Indonesia dengan corak Agama Islam. Tentu kita mengetahui berbagai kerajaan di Nusantara sangatlah banyak. Kerajaan Islam pertama yaitu adalah Samudra Pasai di ujung Sumatra tepatnya di Aceh Utara.

Perkembangan sejarah di Nusantara di fotret dari berdirinya kerajan-kerajaan yang bercorak Islam. Catatan sejarah di Nusantara terdapat beberapa kerajaan yang bercorak Islam, tentu hal ini menambah kekayan catatan sejarah Indonesia. Berbagai bukti telah ditemukan sumber sejarah secara primer maupun secara sekunder.

Sebelum kedatangan islam ke Nusantara, berkembang beberapa agama, Hinddu dan Buddha. Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan yang pertma bercorak Islam. Sebelum kedatangan Hinddu dan Buddha masyarakat nusantara meyakini Animisme dan Dinamisme untuk berkeyakinan pada alam dan hal-hal gaib. Seiring perkembangan dan Islamisasi dari masa Nabi Muhammad Hingga kekerajan-kerajan Islam di Timur Tengah hingga saat itu masuk ke wilayah Nusantara. Dengan berbagai toeri yang berkmbang masuknya Islam kenusantara ada yang menyebutkan dari Mekkah, Gujarat, dan Persia. Terlepas dari itu, masuknya Agama Islam ke Nusantara harus catat bahwa kehadirannya secara damai yang di bawa oleh para pedagang.

Perekmbangan Kerajaan Samudra Pasai ini berawal dari sebuah catatan Marcopolo, seorang pelancong dari Venesia. Italia. Tercatat pada tahun 1292 M. ia pernah datang ke tempat ini, Aceh Utara untuk tunjuan singgah sementara untuk bertujuan ke Tiongkok. Setelah di sanah Marcopolo sudah menjumpai masyaraktnya Bergama Islam, sedangkan daerah sekitarnya masih belum beragama Islam.  Kalau diliahat dari pernyatan tersebut ketika tahun 1292 M. Marcopolo sudah berinteraksi dengan orang-orang muslim bahwa memang benar ketika itu Islam sudah terjadi, melainkan sudah cukup lama. Hal ini juga di benarkan oleh Hamka, MD. Mansur, A, Hasymi dan yang lainnya.

Menelusuri jejak kebenaran Kerajaan Samudra Pasai dilihat dari data epigrafis dan artefaktual yang berua makam Islam maupun nisan di kempok raja-raja Pasai, terdapat nisan dan jirat makam Raja pertama daerah itu yakni al Malik as Saleh. Dari bentuk dan macam jirat-jirat dikomlpek makam tersebut bahwa jirat-jirat tersebut demikian dari Gujarat, sebuah wilayah India bagian barat.

Sedangkan dari data artefaktual pada rijat makam raja tersebut memberi informasi bahwa gelar “Malik” adalah suatu gelar kebesaran dari Kerajaan Mamluk di Mesir. Dengan demikian data ini memperkuat bahwa saat itu sudah terjadi suatu hubungan yang intensif antara Sumatra Utara dengan daerah Timur-Timur. Misalnya Arab dan Mersir pada umumnya.

Penguasa Pasai

  1. 267 - 1297 Sultan Malik as-Saleh (Meurah Silu) (Tahta Selanjutnya dari Samudra Pasai)
  2. 1297 - 1326 Sultan Al-Malik azh-Zhahir I / Muhammad I (Koin emas mulai diperkenalkan)
  3. 1326 - 133? Sultan Ahmad I (Penyerangan ke Kerajaan Karang Baru, Tamiang)
  4. 133? - 1349 Sultan Al-Malik azh-Zhahir II (Dikunjungi Ibnu Batutah)
  5. 1349 - 1406 Sultan Zainal Abidin I (Diserang Majapahit)
  6. 1406 - 1428 Malikah Nahrasyiyah (Masa kejayaan Samudra Pasai)
  7. 1428 - 1438 Sultan Zainal Abidin II
  8. 1438 - 1462 Sultan Shalahuddin
  9. 1462 - 1464 Sultan Ahmad II
  10. 1464 - 1466 Sultan Abu Zaid Ahmad III
  11. 1466 - 1466 Sultan Ahmad IV
  12. 1466 - 1468 Sultan Mahmud
  13. 1468 - 1474 Sultan Zainal Abidin III (Digulingkan oleh saudaranya)
  14. 1474 - 1495 Sultan Muhammad Syah II
  15. 1495 - 1495 Sultan Al-Kamil
  16. 1495 - 1506 Sultan Adlullah
  17. 1506 - 1507 Sultan Muhammad Syah III (Memiliki 2 makam)
  18. 1507 - 1509 Sultan Abdullah
  19. 1509 - 1514 Sultan Ahmad V (Malaka jatuh ke tangan Portugis)
  20. 1514 - 1517 Sultan Zainal Abidin IV
Menjelang masa-masa akhir pemerintahan Kesultanan Pasai, terjadi beberapa pertikaian di Pasai yang mengakibatkan perang saudara. Sulalatus Salatin menceritakan Sultan Pasai meminta bantuan kepada Sultan Melaka untuk meredam pemberontakan tersebut. Namun Kesultanan Pasai sendiri akhirnya runtuh setelah ditaklukkan oleh Portugal tahun 1521 yang sebelumnya telah menaklukan Melaka tahun 1511, dan kemudian tahun 1524 wilayah Pasai sudah menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh.

Dari pernyatan di atas yang dikutip dari wikipedia bahwa kehancuran Kesultanan Pasai adalah adanya hubungan yang kurang baik diinternal yang menimbulkan perang saudara. Sebelum jatuh ke tangan portugis ada upaya untuk menyelesaikan permasalah tersebut dengan meminta bantuan kepada Sultan Malaka untuk meredam masalah tersebut. Pada akhirnya runtuh dan jatuh ketangan Portugis pada tahun 1521, dan kemudian tauhb 1524 wilayah pasai sudah menjadi begaian dari Kesultanan Aceh