Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tantangan dan Hambatan Dakwah Nabi Muhammad saw di Mekah


Dakwah Nabi Muhammad saw. yang dilakukan di Mekah sudah dijamin perlindungannya. Yaitu oleh Abu Thalib. Akan tetapi, para pengikut Nabi Muhammad saw. tetap tidak aman dari segala gangguan. Tidak jarang umat Islam di Mekah mendapatkan cacaian dan ancamn yang dilontarkan oleh para Quraisy. Bahkan, Nabi Muhammad saw. sering kali diancam akan dibunuh tidak menghentikan dakwahnya.

Gangguan yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy terhadap umat Islam bukanlah geretakan semata. Mereka tidak segen-segan melakukna penyiksaan secara fisik terhadap para pengikut dan sahabat Nabi. Siksaan yang dilakukan oleh kafir Quraisy terhadap umat Islam dilakukan dengan beberapa cara, antara lain pemukulan, tidak diberi makan atau minum, bahkan ada yang ditelentangkan di atas pasir panas dan diletakan batu besar di atas dadanya. Pengikut dan sahabat yang pernah merasakan siksaan tersebut adalah Bilal bin Rabah, keluarga Amr bin Yasir, Zubair bin Awwam, dan Khabab ibn Aris, dan Abu Bakar. Meskipun mereka disiksa secara kejam, keimanan mereka tidak goyah sedikitpun. Maka tetap setia menjadi pengikut Nabi Muhammad Saw. untuk berjuang menyiarkan Islam di Mekah.

Upaya penolakan kaum Quraisy terhadap dakwah Nabi Muhammad saw seakan ankan tidak ada hentinya. Mereka sangat sulit untuk dibujuk agar mau masuk Islam. Ada factor-faktor tententu yang menyebabkan mereka enggan memeluk agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. beberapa factor tersebut antara laun.

Perebutan Kekuasan

Kafir Quraisy merasa mereka masuk Islam maka mereka telah tunduk kepada Bani Abdul Muthalib, karena Nabi Muhammad adalah keturunannya. Padahal dakwah Nabi Muhammad Saw. tidak ada kaitannya sama sekali dengan kekuasan kelompok tertentu. Dakwah Rasulullah Saw. murni dilakukan untuk mengajak masyarakat agar menyembah Allah Swt dengan masuk agama Islam, tidak ada kepentingan selain hal tersebut.

Persamaan Ha kantar Bangsawan dan Hubungan Sahaya

Islam mengajarkan tentang persamaan kedudukan, baik bagi bangsawan maupun hamba sahaya, di hadapan Allah semuanya sama, yang membedakan adalah kadar takwanya. Konsep tersebut ditolak mentah-mentah oleh kaum Quraisy. Jika hal tersebut dilaukan maka mereka merasa dihilangkan hak-hak istimewanya di masyarakat. Mereka sama sekali tidak mau disampaikan dengan hamba sayaha.

Takut dibangkitka di Hari Kiamat

Islam menjelaskan bahwa kelak kita akan dibangkitkan kembali pada hari kiamat untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatan yang kita lakukan. Konsep tersebut tidak diterma oleh kaum Quraisy. Mereka tidak mau dibangkitkan kembali untuk mempertangguangjawabkan apa yang meleka telah perbuat di dunia.

Taklid kepada Nenek Moyang

Tradisi menyembah berhala telah menjadi tradisi sejak nenek moyang dahulu. Jika masuk Islam dan berhenti menyembah berhala, mereka khawatir akan terjadi peteka karena telah meninggalkan tradisi nenek moyang.

Perdagangan Patung

Sebagian kaum Quraisy khawatir jika banyak masyarakat Mekah masuk Islam maka penyembah berhala akan semakin berkurang. Dengan berkurangnya penyembah berhala, para pedagang patung khawatir suatu saat akan habis. Hal ini akan menyebabkan kebangkrutan. Dengan alasan demikian, mereka menolak Islam.

Maka atas dasar itu lah kaum kafir Quraisy tidak mau memeluk agama Islam. Sehingga masa dakwah Nabi Muhammad di Kota Mekah banyak sekalai tantangannya, penolakan yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy mebahanyakan keselamatan Nabi Muhammad saw serta para sahabat yang mengikuti Nabi Muhammad saw.

Sumber, Sekarah Kebudayaan Islam Kelas VII karya Isnu Hidayat dan Pambayun Mulaning Pangestu.

Penulis : Hermawan Arisusanto

Editor  : Hermawan Arisusanto