Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pernikahan Bagianda Nabi Muhammad Saw

Pernikahan Bagianda Nabi Muhammad Saw

Ruang Kelas - Selama hidupnya, Rasulullah Saw. memiliki sebelas atau dua belas istri. Dari jumlah tersebut, Sembilan istri menyaksisan dan berkumpul di akhir hayat beliau. Adapun dua atau tiga orang istri lainnya meninggal dunia selagi beliau masih hidup. Berikut ini pemaparan singkat istri-istri beliau.

Umul mukminin Khadijah binti Khuwailidsaw

Pada awal pembahasan telah dijelaskan bahwa Nabi Muhammad Saw. dalam usia 25 tahun telah menikah Khadijah yang saat itu berusia 40 tahun. Seluruh anak beliau didapatkan dari Khadijah, kecuali Ibrahim Beliau tidak menikahi wanita lain selama Khadijah masih hidup. Khadijah wapat di Makkah pada bulan Ramadhan tahun 10 kenabian dalam uisa 65 tahun dan dimakamkan di Al-Hujan.

Ummul Mukminin Saudah binti Zam’ah

Sebelumnya, sudah menikah dengan sepupunya sendiri, yaitu Al-Sakran ibn ‘Amar. Keduanya masuk Islam, lalu hijrah ke Habasyah dan kemudian kembali lagi. Setelah suaminya meninggal, Saudah dinikahi Rasulullah Saw pada bulan Syawwal tahun 10 kenabian, sebulan setelah Khadijah meninggal dunia. Sudah sendiri wafat di Madinah pada Syawwal tahun 54 Hijriah.

Ummul mukminin ‘A’isyah binti Abu Bakar Al-Shiddiq

Rasulullah Saw. menikah dengan ‘Aisyah pada bulan Syawwal tahun 11 kenabian setahun Saudah meninggal dunia. Ketika itu ‘A’isyah berumur 6 tahun. Beliau hidup bersama ‘A’isyah pada bulan Syawwal, tujuh bulan setelah hijriah, kayitu ketika ‘A’isyah berumur 9 tahun.

Rasulullah tidak menikahi gadis, kecil ‘A’isyah. ‘A’isyah termasuk wanita yang berilmu. Kemuliaan ‘A’isyah atas wanita-wanita lain seperti keutamaan tsarid atas seluruh makanan. ‘A’Isyah wafat pada 17 Ramadhan tahun 57 atau 58 Hijriah dan dimakamkan di Baqi’

Ummul mukminin Hafshah binti Umar bin Al-Khathtahb

Sebelumnya Hafshah merupakan istri dari Khunais ibn Hudzafah Al-Sahmi. Suaminya wafat pada Perang Badar dan Perang Uhud, disebabkan pada lukanya yang dideritanya pada Perang Badar.

Nabi Muhammad Saw. kemudian menikahinya pada bulan Sya’ban tahun 3 Hijriah. Hafshah wafat di Madinah pada bulan Sya’ban tahun 45 Hijriah dalam usia 60 tahun dan dimakamkan di Baqi’.

Ummul muminin Zainab binti Khizaimah Al-Hilaliayah

Zainab sebenarnya menikah dengan dengan Ubaidah ibn Al-Hartis yang mati syahid pada perang Badar. Rasulullah Saw. kemudian menikahainnya pada bulan Ramadhan tahun 3 Hijriah. Ada pula yang menyebutkan bahwa Zainab sebelumnya adalah Istri Abdullah ibn Jahsy yang mati syahid pada perang Uhud, Kemudian Rasulullah Saw. menikahinya pada tahun ke Hijriah.

Pada masa jahiliah, Zainab dijuluki sebagi Ummul Masakin (ibunda orang-orang miskin) karena siring memberi makan orang-orang miskin. Zainab wafat penghujung Rabi’ Al-Awwal tahun 4 Hijriah, setelah hidup bersama Rasulullah Saw selama 8 atau3 bulan. Raulullah Saw. menasehatinya lalu jenajahnya di makamkan di Baqi’.

Ummul muminin ummu Salamah Hindun Binti Abu Umayyah

Ummu Salamah mendapatkan beberapa orang anak dari suaminya terdahulu. Abu Salamah. Ummu Salamah kemudian ditinggal mati suaminya pada bulan Jumada Al-Akhir tahun 4 Hijriah. Setelah itu, Rasulullah Saw. menikahinya pada bulan Syawwal tahun 4 Hijriah Ummu Salamah termasuk wanita paling verilmu dan cerdas. Dia wafat tahun 59 Hijriah dalam usia 84 tahun. Ada pula yang menybutkan tahun 62 Hijriah. Ummu Salamah dimakamkan di Baqi’.

Ummu salamah merupakan istri Rasulullah Saw. yang dikenal rajin beribadah dan bersedekah. Dia meninggal pada tahun 20 Hijriah dalam usia 53 tahun. Ummu salamah juga menjadi istri Rasulullah. Yang pertama meninggal dunia setelah dia wafat. Umar ibn Al-Khaththah menshalati jenajahnya dan memakamkannya di Baqi’.

Ummul mukminin Zainab binti Jahsy ibn Ri’ab

Zainab merupakan putri dari Umaimah binti Abdul Nuththalib yang juga bibi dari Nabi Muhammad Saw Zainab pernah menikah dengan Yazid ibn Haritsah. Namun, tidak ada kecocokan doantara keduanya sehingga Zaid menceraikannya. Zaid sendiri pernah diangkat menjadi anak oleh Rasulullah Saw. sehingga dikatakan sebgai Zaid ibn Muhammad, sebagai mana telah dijelaskan terlebih dahulu.

Dulu, orang-orang jahiliah mengharampak ayah angkat menikahi istri anak angkatnya sendiri, sebagai mana haramnya menikahi istri dari anak-anak kandung sendiri. Setelah Zainab menyempurnakah idahnya, Allah Swt. menikahkannya dengan Nabi Muhammad Saw. sekaligus menganulir sistem adopsi berdasarkan wahyu dari Allah. Hal ini terjadi pada bulan Dzulqa’dah tahun 5 Hijriah. Ada yang menyebutkan tahun 4 Hijriah.

Ummul mukminin Juwauriyah binti Al-Hartis, Putra Pemimpin Bani Muskthaliq

Sebelumnya Juwauriyah merupakan tawanan perang Bani Mushthaliq yang terjadi pada bulan Sya’abn tahun 6 Hijriyah ada yang menyebutkan tahun 5 hijriyah. Pada awalnya, Juwauriyah merupakan hadiah yang diberikan kepada Tsabit ibn Qais, kaum muslimin membebaskan 100 orang tawanan dari Bani Musththliq yang menjadi keluarga beliau. Kaum muslimin berkata, “Mereka (para tawanan) telah menjadi keluarga Rasulullah Saw.

Juwauriyah merupakan salah seorang wanita yang paling banyak memberikan keberkahan kepada kaumnya. Juwauriyah wafat pada usia 65 tahun, pada bulan Rabi’ Al-Awwal tahun 56 Hijriah ada pula yang menatakan tahun 55 hijriah.

Ummul Mukminin Ummu Habibah Ramalah binti Abu Sufyan

Sebelumnya Ramalah binti abu Sufyan merupakan istri Ubaidillah ibn Jahsy. Ramalah melahirkan untuknya seorang putri bernama Habibah yang kemudian menjadi kunyah (julukan) baginya. Bersama suaminya, Ramalah hijrah ke Habsyah. Akan tetapi, Ubaidillah kemudian masuk Kristen dan meninggal dalam keadan murtad. 

Sekalipun suminya murtad, Ramalah tetap dalam Islam. Ketika Rasulullah Saw. mengutus amru ibn Umayyah Al-Dhamari untuk menyempaikan surat kepada Raja Najasyi, Raja Najasyi memerintahkan untuk menikahkan Ramalah dengan Rasulullah Saw. lalu menghadiahkannya uang 400 Dinar dan mengirimnya pulang bersama Syurabil ibn Hasanah.

Rasulullah Saw. tinggal bersama Ramalah setelah beliau pulang dari perang Khaibar pada bulan Shafar atau Rabi’ Al-Awwal tahun 7 Hijriyah Ramalah wafat pada tahun 42 Hijriyah, atau 44 Hijriyah, atau 50 Hijriyah.

Ummul muminin Shafiyah binti Huyai ibn Akhthab

Shafiyah adalah putri pemimpin Bani Al-Nadhir dari Bani Israil, dari keturunan Nabi Harun s.a Pada awalnya, Shafiyah menjadi tawanan perang Khaibar. Rasulullah Saw memilih Shafiyah untuk beliau sendiri, lalu menawarkan Islam kepadanya hingga akhirnya Shafiyah memeluk Islam.

Beliau Memerdekakan Shafiyah, lalu menikahinya pada tahun 7 Hijriyah setelah Pernikahan Khaibar. Beliau hidup bersamanya di Al-Shubah yang berjarak 12 mil dari Khaibar dari arah menuju Madinah. Shafiyah wafat pada tahun 52 atau 36 Hijriah. Shafiyah dimakamkan di Baqi’

Ummul muminin  Maimunah binti Al-Harits Al-Hilailyah

Maimunah merupakan saudaranya perempuan Ummul Fadhil Lubabah Al-Kubra binti Al-Hartis Al-Hilaiylah, yang menjadi istri Al-Abbas. Rasulullah Swt. menikahi Maimunah pada bulan Dzulqa’dah tahun 7 Hijriyah, pada saat Umrah Qadha’. Setelah berpisah dengan suaminya.

Rasulullah Saw. tinggal bersamanya di Sarf yang berjarak 9 Mil dari Makkah Maimunah wafat di Sarft pada tahun 61 Hijriah, atau pada 63 Hijriah, atau 38 Hijriah. Maimun dimakamkan di Saraf dan masih terkenal saat ini.

Itulah sebelas wanita yang disepakati sebagi Ummahat Al-Mu’minin (ibu orang-orang beriman) dan istri-istri nabi Muhammad Saw. Meski demikian para ulama bersilang pendapat mengenai salah seorang wanita benama Rihanah binti Zaid; apakah dia termasuk istri beliau atau hanya salah seorang tawanan yang dihadiahkan kepada beliau?

Dulunya, Raihanah yang berasal dari Bani Al-Nadhir adalah istri dari seorang laki-laki Bani Quraizhah. Kemudian menjadi tawanan Perang Bani Quraizhah. Kemudian mejadi tawanan Perang Bani Quraizhah. Rasulullah Saw. lalu memilih Raihanah untuk dirinya. Ada yang menyebutkan bahwa beliau memerdekan Raihanah, lalu menikahinya pada bulan Muharram tahun 6 Hijriah, sehingga dia termasik salah satu Ummul Mukminin. Ada juga yang menyatakan bahwa beliau tidak memerdekan Raihanah, namun memilikinya dengan kepemilikan haba sahaya, karena dia adalah seorang tawanan. Raihanah wafat sekembalinya Rasulullah Saw. dari Haji Wada’, lalu dimakamkan di Baqi’.

Selain wanita-wanita disebutkan tadi, Rasulullah Saw. juga menikahi Maria Al-Qibthiyah yang dihadirkan Raja Muqauqis menjawab surat beliau.

Maria merupakan keturunan para raja. Nabi Muhammad Saw. memilih Maria untuk beliau sendiri. Maria melahirkan putra beliau, Ibrahiim. Maria wafat pada tahun 16 Hijriah. Ada juga yang menyebutkan pada bulan Muharram tahun 15 Hijriah, dan dimakamkan di Baqi’.

Itulah istri-istri dari nambi Muhammad Saw. yang diambil dari Sirah Nabi karya Syaikh Shafiyyurahman Al-Mubarakfuri.

Penulis : Aris