Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Teladan Kepemimpinan dari Umar Bin Abdul Azis

Keteladanan kepemimpinan Umar bin Abdul Azis tidak terlepas dari sosok pribadi yang sangat terpuji dan mempunyai tauladan yang sangat baik. Nah, bagi siswa kelas 7 harus memahami kareakter Umar Bin Abdul Azis sebagai bahan tauladan yang patut ditiru oleh kita semua bagimana belaiu bisa menjadi pemimpin yang baik dan berkalakter sehingga memberikan pengaruh yang sangat tinggi bagi Islam. Bagaimana saja kepribadian kesalehan Umar Bin Abdul Azis, baca selengkapnya di bawah ini

Khalifah Umar bin Abdul Aziz sosok pribadi yang mempunyai sikap terpuji bisa dijadikan suri tauladan bagi genersai sesudahnya baik Ia secara pribadi maupun sebagai pemimpin. Umar bin Abdul Azis memiliki sifat taat kepada Allah SWT hal ini tercermin dalam sikap dan tatalakunya.

Sejak kecil Umar Bin Abdul Aziz telah diajarkan ilmu pengetahuan agama dan juga pengamalannya. Ia telah terbiasa mengamalkan semua perintah agama, sehingga jiwanya terbentuk sebagai orang yang saleh dan taat agamanya, ketaatan dan ketaqwaanya tidak hilang meskipun beliau telah menjadi Khalifah.

kesopanan dan kesantunan Umar memang patut kita teladani, agar sikap dan perilaku kita terhindar dari sombong dan angkuh. Kelebihan apapun yang dimiliki seseorang, baik itu jabatan khalifah, pemimpin, penguasa, harta kekayaan, kecantikan, ketampanan, kecerdasan, dan keberhasilan semuanya itu bersifat sementara, dan pada hakekatnya bukan milik kita, melainkan titipan Allah SWT.

Oleh karena itu hindari sikap sombong, egois, angkuh meskipun ada banyak kelebihan dalam dirimu. Umar Bin Abdul Aziz tidak hanya cerdas melainkan seorang negarawan yang demokrat dan politikus yang demokrat. Umar melarang seluruh keluarga menghina mencaci pihak-pihak lain yang berbeda haluan politik mereka atau berbeda paham keberagamaanya.

Sikap moderat dan demokrat hendaknya yang harus kita teladani dan kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sikap moderat dapat menyelesaikan suatu masalah secara bijak dan damai. Apalagi sikap demokrat itu dibarengi dengan jiwa sportif dan jiwa besar.

Seorang Khalifah yang berhati lembut dan pemaaf akan mendatangkan kedamaian dan menimbulkan rasa aman bagi rakyatnya. Dan itulah yang dilakukan Umar Bin Abdul Aziz dalam kepemimpinannya. Beliau memerintahkan tentaranya agar tidak mengepung Kota Konstantinopel agar mereka tidak terperangkap. Demikianlah kelembutan hati Umar Bin Abdul Aziz, sehingga meskipun Byzantium pernah menyerang dan membunuh tentara Islam, namun jiwa pemaafnya seakan tidak rela musuhnya itu mati dalam penderitaan.

Hati yang lembut dan jiwa pemaaf hendakya dimiliki oleh kita sebagai muslim. Kita harus tanggap dan peduli terhadap kesusahan dan penderitaan orang lain. Selain itu juga tidak boleh menjadi seorang pendedam.

Dari pemamaran di atas penulis menggunkan refernsi dari buku yang di terbitkan oleh kemntrian agama Republik Indonesia, kebih lanjutnya baca buku Sejarah Kubudayan Islam Kelas 7 Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama Republik Indonesia 2019.