Kondisi Masyarakat Indonesia sebelum Islam
Sebelum datangnya Islam kondisi masyarakat Indonesia ketika sudah mempunyai peradaban dengan berbagai budaya. Sehingga kondisi masyarakat Indonesia sebelum Islam dapat dilihat dari beberapa aspek, di antaranya perekonomian, sosial budaya, agama/kepercayaan, sosial dan politik, serta berbagai suku bangsa. Bagi anak-anak kelas 9 simak materi berikut ini mengenai kondisi masyarakat Indonesia sebelum Islam.
a. Kondisi Sosial Budaya
Penduduk Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang masing-masing daerahnya mempunyai corak seni, budaya, dan bahasa beragam. Berbagai perbedaan itulah yang membentuk keanekaragaman suku bangsa di Indonesia. Keanekaragaman atau pluralitas tersebut merupakan kekayaan bangsa yang tidak ternilai harganya sehingga harus tetap dipertahankan dan dilestarikan.
b. Kondisi Agama atau Kepercayaan
Masyarakat yang tinggal di Indonesia sebelum Islam sudah mengenal agama atau kepercayaan. Mereka sudah memeluk agama Hindu, Buddha, dan sebagian menganut kepercayaan Kapitaya. Agama Hindu lahir di India Sekitar tahun 1500 SM dengan kitab suci Weda. Adapun agama Buddha dengan kitab suci Tripitaka lahir di India kurang lebih tahun 500 SM. Sementara itu, Kapitaya adalah sebuah kepercayaan yang memuja “sanghyang taya”, yakni bermakna hampa atau kosong. Mereka mendefinisikan bahwa “sanghyang taya” adalah sanghyang widi tan kena kinaya ngapa yen ana palah dudu (Tuhan itu tidak boleh diserupakan atau bahkan terlintas gambarannya di pikiran kita. Kalau sampai diwujudkan maka itu berarti bukan Tuhan). Sedangkan para orientalis mengklasifikasikan kepercayaan nenek moyang Indonesia dalam dua jenis, yaitu animisme dan dinamisme.
c. Kondisi Perekonomian
Penduduk Indonesia sebelum Islam memiliki berbagai mata pencaharian. Di Antara mereka ada yang berdagang, bercocok tanam, beternak, serta berlayar atau menjadi nelayan. Penduduk Indonesia mayoritas bercocok tanam, terutama yang tinggal di pedalaman. Adapun yang tinggal di kawasan pesisir rata-rata menekuni profesi sebagai nelayan dan pedagang. Indonesia terletak di daerah tropis sehingga mengalami hujan lebat dan sinar matahari hampir sepanjang waktu yang merupakan elemen penting untuk bercocok tanam.
Komoditas pertanian dan perkebunan sebagian besar dapat tumbuh di Indonesia yang notabene memiliki tanah subur melimpah. Indonesia adalah penghasil utama dari berbagai produk pertanian tropis. Komoditas pertanian dan perkebunan penting di Indonesia meliputi cengkih, kayu manis, kayu putih, rempah-rempah, dan lainlain.
d. Kondisi Sosial Politik
Sebelum Islam datang ke Indonesia pada abad ke-7 hingga ke-12, Sriwijaya mengalami masa kejayaan, baik dalam bidang politik, sosial, maupun ekonomi. Kejayaan yang dialami Sriwijaya sangat ditentukan oleh letak wilayahnya sebagai kerajaan maritim. Dalam hal ini, Sriwijaya merupakan bagian dari jalur perdagangan internasional.
Sebagai pelabuhan, pusat perdagangan, dan pusat kekuasaan, Sriwijaya banyak dikunjungi oleh pedagang dari Persia, Arab, dan Tiongkok. Namun, memasuki abad ke-13, Sriwijaya menunjukkan tanda-tanda kemunduran. Kekayaan alamnya sudah tidak lagi menghasilkan dan kalah dengan pulau Jawa. Untuk menyiasati hal ini, Sriwijaya menerapkan bea cukai yang mahal bagi kapal-kapal yang berlabuh. Tindakan Sriwijaya tersebut ternyata tidak memberikan keuntungan bagi kerajaan. Sebaliknya, kapal-kapal asing mencoba menghindar untuk berlabuh.
Kemunduran Sriwijaya diperparah dengan serangan Kerajaan Singasari dari Jawa melalui ekspedisi Pamalayu.Melalui Pekspedisi tersebut, supremasi Kerajaan Singasari dapat ditancapkan di bekas wilayah Sriwijaya di Sumatra. Setelah Singasari berkuasa, kemudian muncullah Majapahit sebagai kerajaan yang memiliki kekuatan dan pengaruh lebih besar. Kemunculan Majapahit ini semakin memperlemah kedudukan Sriwijaya.
Majapahit pernah tampil sebagai supremasi kekuasaan di wilayah Indonesia setelah Sriwijaya runtuh. Kejayaan Kerajaan Majapahit terjadi pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk beserta patihnya yang terkenal, yaitu Gajah Mada. Dengan Sumpah Palapa, Gajah Mada melakukan perluasan wilayah secara luar biasa. Majapahit kemudian mengalami kemunduran yang lebih banyak disebabkan oleh adanya konflik internal. Pada tahun 1478, Majapahit mengalami keruntuhan.
e. Kondisi Suku Bangsa
Masyarakat Indonesia memiliki suku bangsa yang beragam. Keragaman tersebut terbentuk oleh jumlah suku bangsa yang mendiami berbagai daerah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Setiap suku bangsa mempunyai corak seni, budaya, dan bahasa masing-masing. Berbagai perbedaan itulah yang membentuk keanekaragaman suku bangsa di Indonesia. Pluralitas tersebut merupakan kekayaan bangsa yang tidak ternilai harganya sehingga harus tetap dipertahankan dan dilestarikan.
Penulis sebagi bahan rujukan melihat dari buku yang di terbitkan oleh kemntrian agama Republik Indonesia, kebih lanjutnya baca buku Sejarah Kubudayan Islam Kelas 9 Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama Republik Indonesia 2019