Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Surat Rasulullah Saw Kepada Raja Persia


Ruang Kelas - Setelah kembali dari umrah Hudabiyah dan menyelesaikan perkara perdamaian dengan kaum Quraisy serta menguatkan barisan, Rasulullah Saw. mengirim surat kebeberapa penguasa untuk menyeru mereka kepada Islam, serta mengingatkan mereka kepada tentang besarnya tanggung jawab yang mereka pikul. 

Dilansir dari buku Sirah Nabi karangan Syaikh Shafiyyurahman Al-Mubarakfuri, mengenai suratyang dikirim kepada Raja Persia yaitu kepada Kaisar Abrawaiz. Surat tersebut diantarkan oleh Abdullah ibu Hudzafah Al-Shami agar diberikan kepada penguai Bahrain yang kemudian akan diberikan kepada Raja Romawi.

Isi Surat Rasulullah Kepada Kaisar Abrawaiz

“Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. 

Dari Muhammad utusan Allah, kepada Kisra, Raja Persia. Kesejahtraan bagi siapa saja yang mengikuti petunjuk dan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, serta bersaksi bahwasannya tiadak tuhan selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, dan bahwasannya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.

Saya menyeruAnda dengan seruan Islam, karena sesungguhnya saya adalah utusan Allah kepada seluruh manusia. Supaya dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pasti ketetapan (azab) terhadap orang-orang kafir. (QS. Ya Sin [36]: 70)

Masuk Islam-lah, niscaya akan selamat. Namun, jika Anda menolak, Anda akan menanggung dosa seluruh penganut Majusi.”

Rasulullah memberikan surat itu keada Abdullah ibu Hudzafah Al-Shami agar diberikan kepada penguasa Bahrain. Kemudian, penguasa Bahraim itu menyerahkan kepada Raja Persia. Setelah surat itu dibacakan, Kisra merobek-robeknya dan berkata “seorang budak hina dina rakyatku pernah menulis namnya sebelum aku berkuasa.”

Ketika mendengar kabar tersebut, Rasulullah Saw. berkata. “Allah mencabik-cabik kerajannya.” Hal itu pun terjadi sebagaimana yang berliau katakana. Pasukannya dikalahkan oleh pasukan Romawi dengan kekalahan yang besar, kemudian dikudeta oleh putranya sendiri, yaitu Syiruyuh berhasil membununh Kisra dan mengambil harta bendanya. Kekacauan dan kerusakan terus berkecambuk dikerajaan tersebut, sampai pada akhirnya pasukan Islam berkuasa pada masa Khalifah Imar ibn Al-Khaththab.