Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pesantren sebagai basis Generasi Masa Depan


Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, pondok pesantren mempunyai peran sebagai babsis generasi masa depan bagangsa Indonesia. Hal ini terbukti sejak zaman kolonal Belanda dan Jepang pesantren sebagai pencetak generasi masa depan Indonesia baik secara agamis maupun secara nasionalis.

Pembahasan ini akan diarahkan kepada dua masalah; peranan umat islam dalam perjungan kemerdekaan, dan peranan umat dalam pembagunan. Pemisahan ini berdasarkan pemikiran peraktis bahwa dari hingga antisipasinya dalam menangani kedua peranan itu bagi umat islam indonesia jelas berbeda dalam gerak maupun langkahnya.

Namun, dalam perkembangan kemudian, Masyarakat nusantara melihat kenyataan sebaliknya, yakni taklukannya belanda ditangan bangsa Jepang. Sejak saat itu bnagsa Indonesia yang lama telah berperang melawan belanda., tiba-tiba terpengaruh kenyataan bangsa Eropa dengan mudah bertekuk lutut pada bangsa jepang.

Pesantren sebagai basis Generasi Masa Depan

Dalam dunia pesantren dalam antisipasi problematika kekinian, tanpa mengusik otoritas dan oronisasi pesantren. Tawaran kemungkinan tersebut adalah:

  1. Penyesuaian kuri kulum tertentu untuk mengantisipasi perubahan-perubahan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi tetap mempertahankan kurikulum tertentu yang memberi ciri khusus pada sub-sistem pendidikan pesantren dalam misalnya untuk mencetak kader ulama, ahli agama, atau cendikiawan Musliam.
  2. Dalam penyesuaian kuru kulum tidak perlu dipertentangkan konsep pendidikan tradisional dan moderen, yang penting muatan-muatan dalam kuri kullum tersebut adaftip terhadap tuntutan masa, menjamin eksitensi ciri pesantren, dan agar tetap menjamin agar pesantren tidak menjadi sarana pendidikan yang bersifat sukarela
  3. Perlu dikaji secara hati-hari dan keritis tingkat keterlibatan pesantren terhadap program-plogram lintas dan sepintas, seperti misalnya pesantren kilat, madrasah plus, komputerisasi dan otomatisasi sarana pendidikan yang menggantikan peran langsung tatap muka santri-kiai, yang menjadi salah satu ciri khusus pesantren.
  4. Misi pokok para kiai adalah guru dari pesantrennya, sebaiknya perlu diamati dan dikaji trasformasi-trasformasi peran kiai dalam dilektur bnak, politisi, artis filem, dan sebagainya, karena dengan tetap menjadi kiai, maka para kiai tetap dapat memberikan sumbanagn terhadap pembangunan, yakni menyikapakan sumberdaya manusia Indonesia dan bertakwa dan mandiri.
  5. Memperluas refernsi kajian pemanding, mempertajam anasisi terhadap tapsir, peka mengantisipasi peristiwa-peristiwa yang berkitan dengan perinsip dan pelaksanaan hukum islam dan sebagainya:
  6. Memuaskan muatan sejarah lokal dalam kuri kulimnya, untuk meningkatkan apresiasi kesejarahan dan memetik hikmah-hikmah sejarahnya dan sebagainya.

Pondok pesantren termasuk lembaga pendidikan yang sudah sangat lama ada di Indonesia sehingga begitu mengakar dengan budaya bangsa serta mampu mempertahankan eksistensinya dari berbagai ujian. Pesantren memiliki tata nilai yang akhirnya dapat membentuk sistem pendidikan dan mampu menyerap nilai-nilai edukatif lama yang telah ada dan membudaya sekaligus berkembang mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa harus kehilangan jati dirinya.

Pondok pesantren memiliki karakter tersendiri, yaitu keislaman dan keaslian Indonesia. Maksudnya, sebagai lembaga pendidikan yang identik dengan keislaman sekaligus orisinal (asli berasal dari Indonesia) dengan ciri khas memiliki padepokan atau asrama untuk tempat tinggal peserta didik yang biasa disebut santri.

Pondok berasal dari kosakata bahasa Arab funduk yang memiliki makna asrama atau tempat di mana peserta didik tinggal. Adapun pesantren berasal dari kosakata lokal, yaitu cantrik yang bermakna siswa atau peserta didik. Dengan demikian pondok pesantren merupakan perpaduan kosakata bahasa Arab dan lokal.

Secara istilah, pondok pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan di mana peserta didik tinggal di asrama selama 24 jam untuk melaksanakan proses belajar-mengajar baik pendalaman ilmu agama (tafaqquh fiddin) maupun keterampilan dan kecakapan hidup.