Arkeologi dan Sejarah Islam Indonesia.
Sejarah Islam di Indonesia tidak terlepas dari ilmu Arkeologi sebagai bahan analisis dan sumber sejarah. Dalam buku menemukan peradaban di jelaskan mengenai arkeologi dan sejarah Islam Indonesia. Maka, sangat perlu kita pelajari sebgai penetahuan dan analisis terhadap penemuan peradaban Islam di Indonesia.
Banyak sekali sumber sejarah mengenai sejarah Islam Indonesia baik dalam bentuk tulisan dan artepak. Dari pada itu kita akan membahas mengenai peradaban islam Indonesia yang sumbernya berupa ilmu bantu dari argeologi.
Dari segi metodologi, kajian ini berusaha menjelaskan semua pon dengan menggunakan pendekatan arkeologi sejarah. Dengan pendekatan ini, bahasa materi menggunakan dua sumber data sejarah berupa tekstual dan artefaktual data ini di analisis dengan dengan sikap keritis sebagai mana lazimnya data artefaktual di analisis dengan menggunakan metode arkeologi, yakni mnganalisis data berdasarkan kidah-kaidah arkeologi.
Dalam hal ini, data artefaktual dilihat sebaimana dari budaya material, yang merupakan pondok budaya yang memberi informasi kepada kita tentang karya budaya masyarakt di masa lalu. Maka, kita bisa kelasifikasikan kedalam periodesasi dalam sejarah Islam Indonesia. Yaitu dari tahapan Islamisai. Berikut merupakan rangkaian periodesasi Islamisasi di Indonesia. Tahapan silamisasi ini di bagi ke beberapa pase diantaranya sebagai berikut :
- Fase pertama: kehadiran para pedagang muslimin
- Fase kedua: terbentuknya kerajaan islam (13-14 M)
- Fase ketiga pelembagaan islam
Dari ketiga fase tersebut akan melahirkan jejak dan peradaban Islam sesuai dengan zamnnya. ketiga Fase tersbut ilmuan arkeologi mengkasi berbagi peninggalan jejak Islam di Indonesia yang menghasilkan berbagi teroi sejarah dan pengembangan penulisan sejarah.
Maka kita bisa lihat dari fase tersebut akan melahirkan bebagai sumber sejarah yang peku di dalami dan dianalisi betul yang berkitan dengan jejak dan sumber sejarah. Berikut ini merupakan salah satu coto pengkajian dan analisis dari Arkeologi Islam di Indonesia.
Arkeologi sebagai sumber sejarah Islam
Arkeologi khususnya dalam hal ini arkeologi islam, merupakan salah satu instrumen analisa untuk menelusuri sejarah islam di indonesia sebagai bagian tidak terpisahkan dari sejarah bangsa ingdonesia secara umum.
Temporal kejayaan arkeologi isalm indonesia meliputi aspek-aspek kesejahtraaan dan kepurbakalaan dari masa lampau, tepatnya sejak isalm mulai di perkenalkan, disosialisasikan, tumbuh, dan berkembang sampai pada puncaknya, hingga masa ketika islam mengalami masa surutnya secara politis di indonesia. Fase terakhir ini adalah ketika merka berhadapan dengan domonasi bangsa eropa yang menjajah nusantara.
Penelitian arkologi isalm, suatu bidang arkologi di indonesia yang mencangkup aspek-aspek masa indonesia Islam telah di coba kembangkan dnegan berbagai kajian yang relevan. Seharusnya dilakukan pengembangan metodologi ini semnakin terasa penting mengingat pada awalnya, kajian arkologi islam sebagai mana telah dirintis beberapa pakar terdahulu seperti Moquette, Djajadingrat, Cowan, Pijper, dan Damais-lebih menitik beratkan kepada kajian arkeologi denghan ilmu bantu filologi, yang lebih menekankan kepentingan pengetahuan dan pembenaran sejarah, ketika indonesia merdeka dan arkeologi sudah ditangani para arkeologi indonesia, arkeologi Islam di kembangkan Uka Tjandrasamitna menghadapi tangtangan pekerjaan yang makin besar. Ini terutama ketika penelitian terhadap situs-situs bekas kota lama melalui kajian arkeologi perkotaan mualai di kembangkan.
1. Makam fatimah binti Maemun
2. Makam maulana malik Ibrahim di Gersik
3. Makam Nabrisuah di Pasai, Aceh Utara
4. Makam-makam kuno di komplek makam Troloyo Trowulan, Jawa Timur
5. Makam-makam di pakuburan Gowa-Tallo, sulawesi Selatan
6. Mkam raja-raja Bima
7. Makam Raja-raja Ternate
Dari pemaparan di atas memberikan kepada kita gambaran menganai penemuan arkeologi terhadap sejarah Islam di Indonesia. Penemuan-penemuan tersebut sebagai bahan pengetahuan dan ilmu terhadap sejarah untuk direkontruksi sebgai ilmu sejarah.