Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah Maritim Indonesia

    


    Sejarah Kerajaan Pesisisr merupakan sejarah maritim Indonesia, apakah ada yang mengetahui kerajan-kerajan pesisir abad ke I-XIII?. Pelayaran memenfaatkan angina muson memperngaruhi masa tunggu (berada) pada sodagar di suatu negri. Mereka harus menunggu, meski barang dagangannya sudah terjual, sampai angina muson berikutnya berhumbus menuju daerah tujuan. Selama masa itu, mereka menjalin interaksi dengan penduduk setempat, juga mensosialisasikan kebudayaan. Pada aspek terakhir, menurut van leur aktifitas niaga maritime telah membuka jalan perkembangan agama Hindu, Budha, dan Islam (kemudian). Ini lah salah satu keuntungan dinamis dari perdagangan maritim, selain peluang untuk surplus.

    Selain keuntungan dinamis tersebut, perdagangan perpengaruh terhadap lainnya kerajan-kerajan pantai (pesisir) di sepanjang jalur pelayaran. Kerajan-kerajan itu tampil dan memanfaatkan dengan baik potensi kemaritiman itu untuk membangun kekuatan ekonomi dan politiknya.

1. Fauna

    Kerajan fauna berdiri abad ke-1.lokasinya terletak antara Bassac dan Teluk Siam dan bagian selatan Kamboja. Kerajaan ini memiliki gudang dan pusat perdagangan di Oe-Eo, yang memegang peran penting di dalta Sungai Mekong.  Fauna tumbuh makmur berekat perdangagan maritim. Kerajaan ini mnguasai perdagangan timur-barat dari cina ke india. I Wilayah pengaruhnyansampai kepantai-pantai nusantara, setelah pantai di Teluk Siam, dan Birma Selatan

    Pada awal abad ke-3, raja fauna mengirimkan utusan-utusan ke India dan Cina. Kontaknya dengan Cina tidak pernah berhenti. Juga hubungannya dengan India. Pengaruh Fauna terhadap India cukup berkembang pada abad ke-4 dan abad-5. Pada tahun 357, Fauna di perintah oleh seorang India, bernama Tchan-t’an. Kemudian tahun 478-514, kerajan itu kemudian di perintah oleh Kaundinya-Jayavarma, seorang keturunan dari berahmana dari India. Raja menjalin hubungan baik dengan china, dan seorang biarawan Budha asal India bernama Nagasena, atas nama rajanya mebawa patung-patung budha buatan Fauna yang bsangat ahli dalam bahasa Sansakerta menetap di China dan menterjemahkan teks-teks agama Budha ke dalam bahasa China.

    Berekat usaha itulah Fauna dapat melakukan pengaruh kebudayaan India negri-negri di sebrang lautan.a sesudahnya, Fauna di taklukan oleh Tchan-la, suatu negri di daratan Indocina Tengah. Kemerosotannya, khususnya di sector perdangangan yang menjadi tumpuan kemajuannya, di sebabkan sering terjadinya serangan bajak laut di sepanjang jalur dagang antara tanah dan Genting Kra dan China selatan. Fauna berakhir pada abad ke-6 M. dari keturunnya muncul dari kekuatn Indocina yaitu (1) Cham yang menguasai Vietnam Tengah dan Selatan serta (2) Khmer yang do minannya mencakup kamboja dan Lembah Menam

2. Koying

    Pada abad ke-2 dan ke-3, di sebelah teenggara Sumatra, berkembang zona perdagangan arternatif paling terkemuka di kawasan laut jawa di bawah pengaruh kerajan Koying. Kerajan ini kerap di pandang sebangai cikal bakal lahirnya Sriwijaya, yang memiliki pengaruh kuat dari laut dan mengontrol lalulintas perdangangan di kawasan barat Nusantara. Dari sejumlah temuan arkologi, diduga kuat bahwa daerah Koying bertindank sebagi pelabuhan penghubung antara perdagangan laut Jawa , India, dan Fauna. Selain Koying, terdapat juga kerajan-pelabuhan Poli dan Jawa Timur, yang termasuk dalam lingkungan jaringan perdagangan laut Jawa.

    Fungsi utama Koyong adalah sebagai terminal perahu-perahu Kunlun yang mengangkut rempah-rempah dari Maluku ke China dan India. Selain rempah-rempah, komoditas lainnya ialah kayu cendana dari Timur (Nusa Tenggara). Sebagai pengakarnya, sudagar india memberikan mutiara, eas, batu giok, kacang pistachio, kuda, dan barang pecah belah. Perdangangannya dengan China melalui pelabuhan Melong di Oc-Eo, yang berada dalam hegomoni Fauna, Koying merupakan salah satu pelabuhan paling berpengaruh dalam jaringan perdagangan internasional. Namun, selain itu, terdapat kerajan-kerajaan lain yang juga bergiat untuk meraup keuntungan (ekonomi dan politik) dari kegiatan maritim itu, seperti Kontoli dan Holing.

3.Kantoli

    Selain Koying, kerajaan Kantoli juga dipandang sebagi cikalbakal lahirnya kerajaan Sriwijaya. Terlepas dari asal mula sriwijaya dari kedua kerajaan tersebut, namun yang pasti bahwa keduannya berorientasi dan manfaatkan perdagangan maritim dan pantai utara dan tenggara Sumatra. Pada abad ke-5, kantoli merupakan kerajaan dengan yang terpenting di luar lingkungan pengaruh Fauna, yang berlokasi antara Jambi dan Palembang, namu  tidak bertahan lama seperti kerjaan lainnya yakni Fauna.

    Kantali perlahan mengalami kemunduran, yang tidak terlepas dari dinamika politik di China selatan. Kaisar Yan Jian, penguasa Zhou, mengeluarkan berbagai upaya demi kemajuan negaranya. Kaisar ini dikenal dengan sangat hebat. Mereoganisasi tentara kerajaan memperbaiki Tembok Besar, membangun koloni-koloni pertanian baru, memperluas sistem irigarsi antara China Selatan dan Utata, dan merenofasi administrasi.

Kemudian kantoli juga di sebabkan oleh letusan gunung berapi

    Krakatau, yang terletak antara Jawa dan Sumatra, pada tahun 535. Pengaruh letusannya juga ini mencapai Eropa (Romawi). Gemuruhnya sampai terdengar wilayah Najing di China. Peristiwa ini mwngawali terpisahnya pulau Sumatra dan Jawa. Peristiwa itu berpengaruh terhadap aktivitas pelayaran dan perdagangan, khususnya di laut Jawa dan wilayah yang terletak dalam jaringan dagangnya.

    Sebab ini adalah wabah penyakit yang menyebar di sepanjang pantai Afrika terus ke Arab dan Laut merah, Mesie, delta Sungai Nil, Romawi, Laut Tevngah, Persia, dan Indiav. Penyebaran penyakit I I terkait dengan pelayaran dan perdagangan dari negri-negri tersebut hingga menjangkau masyarakat di kepulauan Nusantara, termasuk Kantoli. China yang terkait dalam jaringan niaga maritim, pada akhirnya mendapat wabah penyakit ini.

Gangguan keamanan dari kelompok najak laut merupakan salah satu penyebab kemunduran kantoli. Sebelumnya mereka adalah pelaut-pelaut yang di kontrak oleh para pedagang untuk berlayar ke kantoli. Tapi, mereka beralihnya profesi, kembali kepada kegiatan lamanya sebagai bajak laut. Rupanya persekutuan antara pelaut dan pedagang menjadi prakondisi kemenduruan kantoli.

    Ketiga kerajan yang sudah di jelaskan di atas merupakan kerajan pesisir yang awal mauainya sebagai suatu jala perlayaran yang setrategis bagi para pelayar, dari ketiga kerajan tersebut secara geogerafis berada di tengah jalan pelayaran dan perdagangan antara India dan China sehingga kerajan kerajan itu tampil sebgai kerajaan dagang yang kemudian dari berbagai Negara yang adang kesanah terjadi sosialisasi antara budaya dang agama segiangga perkembangan budaya dan Agama berkembang di Masyarakt Asia.

Sumber : Abd Rahman Hamid, 2013. Sejarah Maritim Indonesia, Ombak, Yogyakarta.