Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah Peradaban Abad Ke Enam

Abstrak

Abad kegelapan dimulai dari abad ke-6 Masehi merupakan abad tahap paling gelap dalam sejarah umat manusia. Sebelum dtangnya islam umat manusia berada dalam  tahap paling hancur dari segi peradaban, social, budaya, dan keyakinan/agama yang telah berlangsung berabad-abad sebelumnya tidak ada yang bias mengendalikan atau ada yang merubah situasi pada saat itu bahkan di seruruh duniapun tidak ada kekuatan manapun yang mampu menyelamatkannya. Bangsa Romawi dan bangsa Persia, yang masing-masing mempunyai kapabilitas kekuatat yang baik masing-masing menikmati monopoli kepemingpinan di Barat dan di Timur, telah tenggelam kedalam kedaan yang bakbrok. Mereka bergelimbang dalam keburukan-keburukan yang pernah mereka perbuat sehingga menciptakan peradaban yang hancur akibat merka sendiri. Abad kegelapan merupakan sebuah peradaban yang cact moral serta tumpulnya jiwa manusia hanya mementikan dirinya sendiri sehingga manusia hanya terlibat kedalam masalah-masalah pribadinya.

Kata Kunci : kegelapan, Peradaban, Keagaman


Pendahuluan

Manusia merupakan mahluk social yang mempunyai jiwa dan raga, jiwa dan raga tersebut merupan ciptan tuhan. Tuhan telah menciptakan manusia dengan sempurna diberikan akal yang sehat untuk bisa berpikir serta jiwanya bisa mencari hakikat kebeneran. Sebuah risalah Badiuzzaman Said Nursi Jendela Tauhud bahwa apa yang diciptakan di dunia ini itu semuanya ada penciptanya. Pada abad ke-6 masehi umat manusia di ambang kehancuran lupa kepada Tuhan bahkan lupa kepada dirinya sendiri, ajaran Nabi terdahu di lupakan sehingga lapu-lapu yang merka nyalakan kini telah padam terhembus zaman.

Orang-orang ada dalam ke hidup kemiskinan merka bekerja keras menciptakan laksana bintang ternak yang di peras tenaganya, semntara kelompok lainnya bisa hidup mewah ongkang-ongkang kaki. Tidak jarang mereka menghibur diri dengan narkotika dan hiburan rendah, atu menutup mata kesenangan-kesenangan jasmaniah. Bilamana terjadi kutukan kehidupan jasmaniah itu, mereka bernapas lega.[1]  Begitulah masa abad ke-6 masehi umat manusia hanya mementingkan dirinya peribadi bahkan ada yang pupa dan dirinya dan hidup Hedonis.

Abad ke-6, abad  umat manusia yang cact moral dan peradabn tidak ada yang  mampu merubah kondisi dunia. Dengan cactnya moral dan tumpulnya jiwa umat manusia yang lupa pada tuhan yang mengakibatkan  timbulnya jiwa-jiwa manusia yang menimbulkan  pencabulasn bebas terhadap kaum wanita. Bahkan wanita di jadika sebuah dewa, tumpunya jiwa-jiwa uamat manusia menimbulkan cabaul dan seksual peran wanita yang mengakibatkan rendahnya kedudukan wanita sembelum munculnya Islam di Arab bayi permpuan yang lahir dengan ketidak sukannya dan memandang bahwa kaum wanita hanya bisa “merusak” kaum laki-laki sehingga dengan jiwa yang gelap tersebut bayi-bayai permbuan yang lahir di kubur hidup-hidup.

PEMBAHASAN

Ada ke-6 Masehi

Secara umum  bahwa abad ke-6 Masehi merupakan tahap paling gelap dalam kehidupan Umat manusia yang hamper ada dalam jurang kehancuran, yang telah hancur berabad-abad, dan nampaknya di seruruh dunia tidak ada kekuatan yang mampu mnyelamatkannya.[2]Ajaran para nabi telah di lupakan; lampu-lapu ynag merka nyalakan telah padam di hembus dalam kehancuran moral, atau cahanya yang mereka pancarkan telah menjadi demikian lamanya, segungga mampu menerangi hati sebagian kecil orang,  sebagian besarnya umat manusia tenggelam dalam ketidak acuhan kepasrahan. Mereka yang masih bercokol dalam pusaran kehidupan, telah menghubungkan kelompok-kelompok yang berkuasa di negaranya. Merka telah membantu para penguasa dalam berkuasa di negaranya. Mereka membantu para penguasa dengan hawa nafsu merka dan memelihara sistem-sistem politik dan ekonomi yang tidak adil, seta kerja sama dalam memperoleh keuntungan-keuntungan yang tidak sayah dari harta kerakyatan yang tertindas.

Telah di jelaskan di atas bahwa bangsa romawi dan bangs Persia, yang masing-masing menikmati monopoli kepemingpinan di barat dan di timur, telah tenggelam deadan morang yang bokbrok mereka bergelimbang dalam keburukan-keburukan yang pernah ada dalam perbedaan yang rusak, akibat kejahatan mereka sendiri. Kekaisaran mereka telah mendi gudang kekacawan dan kejahatan. Perselisihan agama di kerajan Romawi, pembagian-pembagian ajaran ajaran telah merubah kerjan Kristen itu menjadi kancah pergolakan yang berperang. Orang-orang keristen Meklite dari Syria mengkui Yesus sebagai tuhan dan sekaligus manusia. Sedangan Monofisit sayangat menekankan pada zat ketuhannya, karena bagian dari sifat kemanusiannya sebagaimana halnya setetes cuka di lautan, akan hilang ciri-cirinya. Dalam prosesnya merka mengunakan kekerasan-kekerasan yang berutal terhadap lawanya, akan tetapi peradaban peradapan itu tidak terselesaikan. Secara terbuka kedua belah pihak saling menyerang dan saling menuduh sebagai orang murtad, seolah-olah mereka berasal dari dua agama yang berbeda. Kekejaman dan kekajaman dari sifat manusia yang paling yang paling biada selama sepeluh tahun di kerajan Sirus di mesir (631-641 M)[3]

Peradaban Bangsa Arab Pra-Islam

Peradaban Arab adalah akibat dari pengaruh dari budaya bnagsa-bangsa di sekitarnya yang lebih dahulu maju daripada kebudayan dan peradaban Arab. Perngaruh tersebut masuk ke Jazirah Arab melalui beberapa jalur diantaranya adalah:[4]

1. Mulai hubungan dagang dengan bangsa lain.

2. Melalui kerajan-kerajan potektor, Hirah dan Ghasaan.

3. Masuknya misi yahudi dan Kristen

Melalui jalur perdangan bangsa Arab sudah berhubungan dengan bangsa Siria, Persia, Habsyi, Mesir (Qibthi), dan Romawi yang semuanya mendapat pengaruh kebudayan dari Hellenisme. Sedangan agama yahudi dan Kristen sudah masuk ke Jazirah Arab, bangsa Arab tetap  masih menganut agama asli mereka, yaitu percaya kepada bnyak dewa yang di wujudkan dalam bentuk berhala.

Pada masa jahiliyah orang Arab Quraisy banyak yang menyembah berhala atau patung-patung yang mereka buat sendiri dari batu, kayu dan logam. Menurut Ibnu Kalbi yang menyebabkan bangsa Arab menyembah berhala dan batu, ialah barang siapa yang meninggalkan kota  Mekkah harus membawa batu yang diambil dari batu-batu yang ada di tanah Haram Ka’bah. Hal itu mereka lakukan dengan maksud untuk menghormati tanah Haram dan untuk memperlihatkan cinta mereka terhadap kota Mekkah. Kemudian di setiap tempat persinggahan, mereka meletakan batu itu dan bertawaf mengelilinginya seperti mengelilingi Ka’bah. Proses ini berlangsung terus menerus dan akhirnya mereka menyembah apa yang mereka sukai dan yakini. Diantaranya:[5]

  1. Menyembah Malaikat, di antara bangsa Arab ada yang menyembah berhala dan menuhankan Malaikat. Di kota Mekkah ada sebagian bangsa Arab yang menganggap bahwa Malaikat itu adalah putera-puteri Tuhan
  2. Menyembah jin, ruh dan hantu sebagian bangsa Arab yang menyembah hantu, jin dan ruh-ruh leluhur mereka atau menganggap batu-batu sebagai makluk yang terhormat. Bahkan di suatu tempat jin yang terkenal dengan nama ”Darahim” mereka selalu mengorbankan binatang-binatang di tempat itu agar selamat dan terhindar dari segala bencana.
  3. Menyembah bintang-bintang, yang dimaksud bintang-bintang adalah matahari, bulan dan bintang-bintang yang gemerlap cahayanya pada malam hari, mereka menganggap bintang-bintang tersebut diberikan kekuasaan penuh oleh Tuhan untuk mengatur alam ini.
  4. Menyembah berhala, sebagian bangsa Arab menyembah berhala atau arca-arca yang terbuat dari batu, kayu dan logam yang mereka buat sendiri dan dengan selera mereka sendiri uantuk kemudian mereka sembah.
  5. Agama Yahudi dan Nasrani (Kristen), agama Yahudi mulai masuk ke Jazirah Arab tahun 1491 SM, mula - mula di Mesir pada zaman Nabi Musa as. Sedangkan agama Nasrani (Kristen) masuk ke Jazirah Arab kira-kira abad ke-4 M, agama Nasrani berkembang di Jazirah Arab karena mendapat bantuan dari kerajaan Romawi dan Habsyi.

Sebelum Islam, orang-orang Arab Quraisy juga banyak percaya pada takhayul, antara lain:

  1. Di dalam setiap perut orang ada ular, perasaan lapar timbul karena ular menggigit usus manusia.
  2. Mereka biasa mengenakan cincin dari tembaga atau besi, dengan keyakinan untuk menambah kekuatan.
  3. Bila mereka mengharapkan turun hujan, mereka mengikatkan rumput kering pada ekor kambing.

Kepercayan orang-orang abab meyekini berhala sebagai keyakinannya. sistem hukum bangsa Arab menggunakan Hukum adat dengan berbagai bentuknya yang di lakukan oleh bangsa Arab sebelum datangnya islam halnya dengan hukum pernikahan ada beberapa macam perkawinan diantaranya:

  1. Istibdah, yaitu seorang suami meminta kepada istrinya untuk berjimak dengan laki-laki yang di pandang mulia untuk memiliki kelebihan tertentu, seperti keberanian dan kecerdasan. Selama istri bergaul bersama lelaki tersebut, maka suaminya menahan diri supaya tidak berjimak dengan istrinya sebelum istrinya terbukti hamil. Tujuan danri pernikahan ini adalah supaya si anaknya dapat sifat dari laki-laki tersebut yang tidak di miliki oleh suaminya. Contoh suami menyuruh istrinya bergaul dengan seorang Raja sampai terbukti hamil dagar memperoleh anak yang keturunannya dari seorang bangsawan.
  2. Poliandri, yaitu beberapa lelaki berjimak dengan seorang permpuan. Setelah perempuan itu hamil dan melahirkan anak permpuan itu memanggi semua lelaki yang pernah menyetubuhinya untuk berkumpul di rumahnya. Setelah itu perempuan itu menunjuk lelaki yang pernah bersetubuh dengannya bahwa di telah di karunia seorang anak, setelah itu memilih lelaki yang untuk jadi bapa dari anak tersebut dan laki-laki tersebut tidak boleh menolak.
  3. Maqtu, yaitu seorang laki-laki menikahi ibu tirinya setelah bapaknya meninggal, jika seorang anak ingin mengawini ibu tirinya, dia melemparkan kain sebagai tanda ia mngawawininya; semntara itu ibu tiri tidal mempunyai kewenangan untuk menolak. Jika anak laiki-laki tersebut masih kecil maka harus menunggu sampai anak itu dewasa, setelah dewasa anak tersebut brhak untuk memlilih sebagai istrinya atau melepaskannya.Badal, yaitu tukar menukar istri tanpa bercerai terlebih dahulu dengan bertujuan untuk memuaskan hubungan seks dan terhindar dari bosan.
  4. Shighar, yaitu seorang wali menikahkan anak atau sodara permpuannya kepada sorang laki-laki tanpa mahar[6]

Uraian diatas bahwa bangsa arab mempunyai peradaban pada masa jahiliah namun peradaban tersebut tidak bisa memberikan suatu efek jera bagi bangsa lainya malah kehidupan tersebut sangan merugikan orang-orang yang tak berdosa, anak perempuan yang lahir pada zaman jahiliah di kubur hidup-hidup itu merupakan sebuah peradaban yang tidak baik dan masih banyak kekacawan lainnya.

Pemaparan diatas merupan sebuah kadan bangsa Arab sebelum dayangnya Islam, sebelum kedatangan Islam adanya sebuah ketumpulan jiwa, agama-agama beadar menjadi barang mainin di tangan kaum agamawan yang merusak dan menyelewengkan ajarannya, sehingga tidak di kenal lagi. Andai kata par agama itu hidup kembali, kemungkinan besar merka tidak meninggal lagi agama-agama yang mereka tegakan itu. Akibat kemorosotan moral di putus-putus peradaban besar serta kekacauan umum, dimana-mana manusia telah terlibat kedalam masalah-masalah pribadi. Mereka tidak mempunyai misi yang bisa di persembahkan oleh dunia.[7]

Agama-agama yang sudah muncul ketika itu yaitu Agama Kristen dan Yahudi

Agama Keristen.

Agama Kristen tidak memiliki agama yang luas atau trinci, yang memberikan suatu peradaban, atau yang dapat memberikan dasar bagi sebuah Negara. Menjelang abad ke empat masehi, agama keristen telah menjadi agama cmpuran yang aneh, terdiri dari mitologi yunani, kemusrikan Romawi, Neo-platonisme Mesir dan Monastisisme, dimana ajaran-ajaran Kristen yang murni dan bersejahtra itu telah lenyap laksana tetesan air manis di lautan luas. Kehancuran berabad-abad telah mendorong ajaran yesus kedalam pengakuan penyembahan berhala.[8]

Sale, seorang yang telah menerjemahkan kitab suci al Qur’an dan kedalam bahasa inggris, terpasksa berkata tentang agama keristen abad ke enam : “penyenbahan terhadap orang-orang suci dan patung-patung khususnya, pada waktu itu telah mencapai puncaknya yang sangat memalukan, sehingga keadaan itu bahkan melebihi yang pernah di peraktekan di kalangan bangsa romawi.”[9]

Bangsa Yahudi

Sejarah Yahudi berasal dari nabi Ibrahim yang dilahirkan dan tumbuh di negeri Babilonia, suatu negeri yang pada saat itu penduduknya melakukan berbagai bentuk kemusyrikan, seperti menyembah batu, berhala dan bintang. Dengan adanya keadaan yang demikian maka Allah mengutus Ibrahim ditengah-tengah mereka dengan memberikan sebuah perjanjian, yang sering disebut dengan “Perjanjian Ibrahim dengan Tuhan.” Dalam perjanjian tersebut dijelaskan prinsip-prinsip tentang kehidupan yang benar, dan bilamana janji-janji itu dipenuhi, Tuhan akan memberikan pahala, baik di dunia maupun di akhirat. Misalnya Tuhan akan memberikan tanah kana’an yang subur untuk anak cucu Ibrahim. Setelah keberhasilan Ibrahim dalam memenuhi perjanjian pada Tuhan, menurut para ahli dari sinilah silsilah keturunan Yahudi itu berkembang serta agama yang dibawanya merupakan dari keturunan Ishaq, salah satu putra dari nabi Ibrahim. Kemudian diteruskan oleh Ya’kub. Dari kedua belas putra Ya’kub, yang paling banyak keturunannya adalah Yahuda. Selain banyak turunannya, Yahuda pun terkemuka pula dalam berbagai hal dari saudara-saudaranya yang lain. Oleh karena keturunannya yang banyak itu, maka diantara turunan dari saudara-saudaranyan yang lain yang sedikit jumlahnya, seperti keturunan Benyamin, terus meleburkan diri ke dalam golongan Yahuda. Dengan banyaknya jumlahnya dan besar golongannya, maka bangsa Israil yang lainpun telah dibangsakan pula kepada Agama Yahudi.[10]

Yahudi sebenarnya adalah nama suatu bangsa yang disebut bangsa ISRAIL atau IBRANI (Hebrew).[11]Pada mulanya orang-orang yahudi menganut agama orang-orang  Khaldea. Kemudian mereka menganut pula syariat yang dibawa nabi Ibrahim. Oleh karena mereka menjadi suku bangsa yang berpindah-pindah, maka kepercayaan mereka telah bercampur aduk dengan adat kepercayaan suku-suku lain yang mereka bercampur gaul dengannya. Setelah keutusan Nabi Musa, kepercayaan mereka berangsur-angsur bersih dan mereka dibawa mengenal ajaran-ajaran Tuhan yag sesungguhya.[12]

Dalam Al-Quran kita dapati acuan-acuanyang menerangkan tingkat keburukan mereka di abad ke enam dank ketujuh. Kecurugaan antra orang-orang Keristen dan Yahudi, yang tidak membolehkan merka membalas dendam, mencapei puncaknya apada akhir abad keenam. Pada tahun 610 M orang Yahudi dari Antiocia memberontak terhadap orang Keristen, dan Kasisar Phocas mengirim Bonus, jenderalnya yang terkenal untuk memendam pemberontakaan, yang mengawali tindakannya dengan penuh semangat sehingga seluruh bangsa Yahudi di sapu beresih beribu-ribu orang Yahudi binasa oleh pedang., sedangkan ratusan dari mereka di tenggelamkan atau di bakar hidup-hidup atau di lemparkan kepada binatang buas. Pada tahun 615 M orang Yahudi mengadakan pembalas dendam, dengan cara menghasut Khusra Parvez agar memerintahkan pembunuhan masal bagi orang Keristen siria apa bila mereka menerbu negri itu. Kemudian pada tahun 630, Herakulius melakukan pembalasan dendam yang biada terhadap orang-orang yahudi sehingga di kerajaan Romawi haya mereka yang dapat yang menyelamatkan diri lain yang bisa lolos atau bersembunyi.[13]

Budha

Ajaran budha muncul di Asia Barat tepatnya yaitu di India ajaran ini berkembang dan hingga saat ini masih ada, pada priode ini muncul filsafat yang di Kemal dengan Samkya. Ajaran filsaft ini merupakan penolakan terhadap filsafat Vedanta. Filsafat Samkya merupakan aliran materialistis, karena bernggapan bahwa bahwa jiwa dan raga adalah sesuatu yang kekal.[14]

Bicara agama Budha merupakan Agama Wadi’I,[15]Agama yang muncul dari pikiran manusia atau filsafat manusia yang menyesuaikan prilaku manusia tersebut yang di konsep oleh manusia sendiri. Agama Budha yang di lakirkan oleh Gautama yang berkembang di anak benua India yang kemudian berkembang di Asia.

Prode Agama Buda di muali dari priode weda yang awalnya semenjak dayangnya bnagsa Arya ke India. Zaman Weda pun di bagi menjadi beberapa bagian di antaranya yatu 1. Zaman Weda Puraba yang berkemabnag kurang lebih tahaun 1500-1000 SM 2. Zaman Brahma kurang lebih 1000-750 SM. 3. Zaman Upanishad yang berkembang kurang lebih tahun 750-500 SM.

Ajaran-ajaran agama Brahma dan mengambil dewa tuhan-tuhan. Sejak dahulu agama Buddha telah kehilangan kemandirian dan kesederhana keyakinannya. Agama Brahma tekah menelanya. Setelah berabad-abad kegiatan dan pertentangan, dalam kedaan tertentu kedua agama itu telah melebur diri, dan agama Budha menjadi agama berhala. Kemana ajah mereka pergi, mereka membawa patung-patung budha dan memasangnya di tempet mereka tinggal. Seluruh kehidupan agama dan budaya kaum Budha dibayangi oleh Kemusyrikan.[16]

Prof. Ishwar Topa meneliti bahwa “kerajan yang didirikan di bawah naungan agama Budha mulai memperlihatkan suatu kemusyrikan yang meluas. Suasana biara-biara terus berubah dan perbid’ahan terus bermunculan.”[17]

Sedangan menurut Jawahalal Nehu dalam bukunya The Discovery of India “menjadikan agama Budha sebagai “avata”. Tuhan. Begitu pula agama Budha. Ajaran Mahayana cepat berkembang, tetapi ia kehilangan nilai dan kemandirian yang pernah dimilikinya. Biara-biara menjadi pusat keyakinan demi kepentingan pribadi, dan disiplin mereka menjadi lemah. Jimat dan ketahayulannya meresap kedalam bentuk-bentuk ibadah. Setelah melewati seribu tahun pertama dari usianya, agama budha menduru dengan cepat” [18]

Karna demikian pekembangan kaum Budha di India, Cina, dan Negara lain-lain seta Asia Tenggara dianggap tidak bisa jadi sebuah ajaran penting dalam perbaikan moral dan semangat manusia, atu meningkatkan sebuah peradaban di dunia. Di India, masa permulaan abad ke enam ditinau dari segala segi dalam sejarahnya yang lama dan tidak menentu, merupakan masa yang paling suram karna tidak setabilnya aharan Gautama yang tidak mampu membuat sebuah perdaban yang lebih baik bahkan ajaran-ajaran Gautama tidak pernah muncul lagi, sehingga tempat lahirnya agama-agama besar dan peradaban besar itu telah menjadi lemah dan mengisap semua bentuk kemorosoran social dan moral yang telah telah menimpa negri=negri tetangga. Dalam hal ini maka timbulah sebuah ciri tersendiri yang sangat menonjol diantaranya menimpahrauhnya benda penyembahan, keberandalan seksual, dan perbedaan kasta dan perbedan social lainnya.

Kedudukan Kaum Wanita

Semebum islam  kaum wanita di arab tidak seberuntung kaum laki-laki, kelahiran bayi perempuan sangat tidak dinginkan oleh orang-orang Arab. Anak perempuan yang lahir di kupur hidup-hidup. Kebnggan dan kemiskinan menjadi penyebab pembunuhan kaum wanita yang terlambat buruk di seluruh suku bangsa arab. Kebaikan-kebaikan para kepala suku yang bisa menyelematkan bayi-bayi permpuan yang tidak berdosa tersebut dengan cara dibeli untuk  menyelamatkan jiwa mwewka. Sa’sa’a menyatakan sebelum munculnya islam, ia telah menyelamatkan tiga ratus anak perempuan dari nasib mengerikan, dengan cara memberi uang kepada ayah-ayah mereka.[19]Sedangkan nasib seorang janda tidak boleh adanya sebuah pernikahan lagi ketika janda itu ditinggalkan mati atau cerai, sedah menjadi kebiasan anak tertua mengambil janda-janda ayahnya, yang merupakan kekayan yang di wariskan.

India Meski dikenal dengan ilmu pengetahuan dan kebudayaannya, peradaban India menempatkan kaum perempuan pada derajat kehinaan.[20] Menurt Gustav eke Bon, “selamnya kaum wanita dinyatakan dinyatakan maklusk yang lemag dan teracu pada istilah-istilah yang memalukan”.[21] Sedangkan Pada umumnya, masyarakat India mempercayai bahwa perempuan merupakan sumber dosa, kerusakan akhlak dan pangkal kehancuran jiwa. Sehingga mereka tak memiliki hak-hak kebendaan dan warisan. Bahkan hak hidup mereka juga dicabut ketika suami mereka meninggal. Setiap perempuan harus dibakar hidup-hidup bersama mayat suaminya.

Sedangan di Romawi Kaum lelaki pada masa itu, memiliki hak mutlak terhadap keluarganya. Ia bebas melakukan apa saja terhadap istrinya, bahkan diperbolehkan membunuh istri mereka dalam keadaan tertentu. Meski peradaban Romawi mengalami perkembangan, namun tetap saja perempuan berada dalam posisi yang hina; sebagai pemuas nafsu lelaki saja. Meski perempuan mendapatkan kebebasan, bentuknya hanya sebatas bebas menikah dengan lelaki mana saja. Tak pelak bila perceraian pada masa itu jumlahnya sangat besar, ditemukan dalam banyak kasus penyebabnya sangat sepele. Sebuah fakta terungkap oleh Kardinal Gerum bahwa ada seorang perempuan yang tanpa merasa berdosa dan malu telah menikah untuk ke-23 kalinya. Di saat yang sama, ia menjadi istri ke-21 dari suaminya yang terakhir.

Bentuk yang saat itu menjadi trend adalah pementasan teater dengan menampilkan perempuan telanjang sebagai obyek cerita. Selain itu, masyarakat itu juga memiliki tradisi mandi bersama, antara para lelaki dan perempuan di muka umum. Tentu saja, kedua kebiasaan itu mendudukkan posisi perempuan tidak pada tempat yang terhormat.[22]Dari beberapa peristiwa diatas bahwa ketika itu kaum peremuan kurang berentung dibandingkan dengan kaum kaum laik-laki.

Abad ke-6 dalam bukunya berjudul The Massangger, R.V.C. bodley telah melakukan penelitian dunia secara umum pada waktu tampilnya Nabi. Iya mengatakan:

“di dinia abad ke enam, orang arab tidak memiliki kehormatan sebagai bukti, tidak seorangpun yang menonjol. Itu adalah masa suram ketika kerajan-kerajan besar Eropah timur dan asia barat telah hancur atau berada pada kekaisaran mereka,”

“itu dunia masih yang masih yang masih di kacaukan oleh kefasihan lidah yunani, oleh kebesaran Persia, oleh keagungan Romai, tanpa suatupun yang menggantikan mereka, bahkat tidak tuga Agama”

“orang Yahudi berkelana ke seruruh penjuru dunia, tanpa puncak pimpinan. Mereka dihadiri atau atau dianiyaya tergantung pada keadaan. Mereka tidak memiliki negri, dan masa depan mereka sama tidak menentunya dengan hari ini.”

“di luar lingkungan pengaruh Paus Grogory yang Agung, orang kersten romawi mengemukakan segala macam penafsiran yang rumit tentang kepercayaan merka yang penuh sederhna itu, dan dalam proses itu mereka sibuk saling membunuh.”

“di Persia seberekas sinar masa lampau dari bangunan kerajaan mereka masih ada. Husrau II memperluas batas-batas daerah kekuasaannya. Dengan mengalahkan pihak Romawi, ia telah menduduki Cappadocia, Mesir dan Siria. Pada tahun 620 M, menjelang tampilnya Muhammd Saw. Sebagai pembingbing umat manusia, ia telah merampaok Yarussalem dan mencuru salib suci san memulikan kekeuasaan dan keagungan Darius I. nampaknya hamper seperti kesempatan hidup bagi keagaman timur tengah. Namun orang Romawi Bezantium masih mempunyai sedikit dari kekuasan lainnya, ketika kisruh membawa tentara ke benteng-benteng Konstantinopel, mereka gagal”

“ lebih jauh ketimur, rangkayai peristiwa telah meninggalkan beberapa kelas. Idia masih berdiri beberapa Negara kecil yang tidak penting, yang masing-masing berjunag bagi keunggulan politik dan militernya”

“bangsa cina, sebagaimana bisa, berperang diantara mereka sendiri. Dinasti Thu Sui tamil memegang kekuasaan, kemudian di ambilalih oleh dinasti Tang yang memerintah selama tiga abad”

“di Jepang pertamakalinya Kaisar Wanita menduduki senggasana. Agama Budha mulai menanamkan akarnya dan memperngaruhi cita-cita dan pemikiran bangsa jepang.”

“Eropah secara perlahan-lahan tampil menjadi kekasisaran Franskish, yang akhirnya yang mencangkup perancis, Italia Utara, kebanyakan Negara sebelah timur sehingga Rhine sepanjang perbatasan Rusia-Polandia sekarang. Clovis meninggak dan Dagobert, penguasa Merovingi yang besar, segera di nobatkan.”

“sepannyol dibawah kekuassan kekuasan bangsa Visigoth, yang akhirnya di usir dari perancis dari tempat tinggalnya di daerah utara sepanjang sungan Loire. Mereka membatai orang-orang yahudi yang akibatnya meudahkan peyerbuan muslim yang terjadi satu abad kemudian”

“pulau-pulau Inggris terbagi kedalam beberapa kerajaan yang merdeka sejak ditinggklan bangsa Romawi seratus limapuluh tahun lampau, kemudian di gantikan oleh glombang bangsa Nordik, Inggris terdiri dari tujuh kerajan terpisah”[23]

Jadi bisa dismpulkan bahwa pada abad ke 6 peradaban-peradaban yang berkembang di sudah di jelaskan di atas bahwa setiap peradaban tersebut tidak bisa merubah kondisi social, politik, dan kebudayan yang akhirnya mencapai kemusrikan-kemusrikan serta tidak adanya “penghargan” bagi kaum wanita. Kehidupan wanita pada masa ini dianggap sebelahmata yang di bandingkan dengan kehidupan laki-laki. Kasta social yang membedakan derajat manusia yang akan mendiskrimanasi orang-orang kecil sepertini halanya kaum Sudra yang ada di india, kaum Sudra merupakan golongan yang terndah dari kasta-kasta lainya dengan adanya kasta tersebut kaum  Sudra di anggap sebagai budak bagi orang-orang yang kastanya lebih tinggi dari kasta Sudra.

Kehancuran yang ada tidak bisa menyelesai problem yang ada, Agama seharusnya bisa mengubah kebudayan yang sangat merugikan bagi diri sendiri maupun orang lain, bahkan agama-agama yang ada konsep peribadahnnya lama kelaman semakin lemah bahkan tidak  ada suatu perkembangan untuk merubah dunia.

Daftar Pstaka

Abdul Hasan Ali Nadwi penerjemah Drs. Adang Affandi. 1987 Islam dan Dunia. Bandung. Angkasa.

Supriyadi Dedi. Sejarah peradaban islam. bandung.  Pustaka setia

Musthtafa Sa’id Al-Khinm, 1984___

______Sale, Traslate (1896)_______

______A. J. Butler Halaman________

Suwarno Drs.  M.Si. 2012  Dinamika Sejarah Asia selatan. Yogyakarta: Ombak

______Isyawar Topa : Hindontani Tamaddun_____

___Abu Daud_______

_______Kitab-ul-Agani_____________

_____The Messengger : The Life Muhammad_______

Hakim, Agus. 2006. Perbandingan Agama. Bandung: Diponegoro.

http://pendidikan60detik.blogspot.co.id/2015/07/peradaban-bangsa-arab-sebelum-islam.html  (dikases tanggal 10-10-2016)

http://kamiluszaman.blogspot.co.id/2015/09/agama-yahudi.html(diakses Tanggal 11-10-2016)

http://Kedudukan-Perempuan-20Sebelum-20Islam-Kacanako.htm (diakses tanggal 9-11-2016)

________________________________________

[1] Abdul Hasan Ali Nadwi penerjemah Drs. Adang Affandi. Islam dan Dunia. Bandung. Angkasa 1987. Hlm 2

[2] Ibid hlm 1

[3] Ibid Hlm 4

[4] Dedi Supriyadi. Sejarah peradaban islam. bandung.  Pustaka setia hlm 53

[5] http://pendidikan60detik.blogspot.co.id/2015/07/peradaban-bangsa-arab-sebelum-islam.html  (dikases tanggal 10-10-2016)

[6] (Musthtafa Sa’id Al-Khinm, 1984: 18-9) yang di kutip oleh pak dedei Supriadi dalam buku Sejarah Peradaban Islam

[7] Abdul Hasan Ali Nadwi penerjemah Drs. Adang Affandi. Islam dan Dunia. Bandung. Angkasa 1987. Hlm 2

[8]  Ibid hlm 2

[9] Sale, Traslate (1896), halaman 62

[10] http://kamiluszaman.blogspot.co.id/2015/09/agama-yahudi.html

[11] Agus Hakim, 2006, Perbandingan Agama, Bandung: CV Penerbit Diponegoro. Hal: 38.

[12] http://kamiluszaman.blogspot.co.id/2015/09/agama-yahudi.html(diakses Tanggal 11-10-2016)

[13] A. J. Butler Halaman 133-134

[14] Drs. Suwarno M.Si. Dinamika Sejarah Asia selatan Halaman 29

[15] Agama yang di ciptakan oleh manusia

[16] Abdul Hasan Ali Nadwi penerjemah Drs. Adang Affandi. Islam dan Dunia. Bandung. Angkasa 1987. Hlm 10

[17] Isyawar Topa : Hindontani Tamaddun yang di kutip dalam buku SIlam dan Dunia yang diterjemahkan oleh Drs. Adang Afandi

[18] Abu Daud

[19] Kitab-ul-Agani yang dikutip dalam buku Islam dan Dunia

[20]-http://Kedudukan-Perempuan-Sebelum-Islam-Kacanako.htm  (diakses tanggal 9-11-2016)

[21] Abdul Hasan Ali Nadwi penerjemah Drs. Adang Affandi. Islam dan Dunia. Bandung. Angkasa 1987. Hlm 10

[22] http://Kedudukan-Perempuan-20Sebelum-20Islam-Kacanako.htm (diakses tanggal 9-11-2016)

[23] The Messengger : The Life Muhammad, halaman 18-19 yang di kutip dalam buku Islam dan Dunia