Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pencak Silat Ujungan Asal Majalengka

Pencak Silat Ujungan

Majalengka merupakan salah satu kota yang ada di Jawa Barat. Seni dan budaya di Jawa Barat sangatlah banyak salahsatunya di Majalengka yang mempunyai seni beladiri yaitu Ujungan. Kata ujungan berasal dari kata Ujung yang artinya ujung dari sebuah tongkat atau tongkat rotan. Seni beladiri ini khas dari daerah kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka.

Pencak silat ujungan Majalengka, merupakan seni beladiri yang berkembang di Desa Cengal, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka sejak tahun 1700-an yang saat ini masih terus berkemba di bawah naungan sanggar seni padepokan Buni Laya Kuda Putih.

Asal usul Pencak Silat Ujungan

Asal usul dari pencak silat ujungan berawal dari Kerajaan Talagga Manggung dengan di temukannya semuah rotan yang berukuran 85 CM dan ruasnya ada 7, kini rotan tersebut berada di Museum Tagala Manggung. Kesenian beladiri ala keraton ini merupakan sarana hiburan bagi petani ketika sudah memberikan hasil taninya ke Keraton, serta ujungan ini dipakai sebagai bahan seleksi dan audisi sebagai prajurit Parudabaya Kerajaan Talaga Manggung.

Dalam cerita lisan perkembangan Ujungan berawal dari para pengembala ternak, yang berkembang di Cengal, Cibodas, Jatitujuh, dan dibeberapa daerah lainnya. Peramian ujungan dikenal dengan pendekar pencak silat ujungan. Pada perkembangannya di Desa Cengal pada masa DI/TII ujungan sebagai ujung tombak latihan beladiri pada masa itu. Perkembangan ujungan di Jatitujuh Majalengka menurut sejarah lisan bahwa ujungan berasal dari sekelompok peternak yang iseng-iseng bermain dengan memukul jempol kaki memakai ranting, dua orang saling berhadapan dan bermain bergantian.

Kini sesenian pencak silat Ujungan yang penulis ketahui di Kabupaten Majalnegka kini berada di Padepokan Bunilaya Kuda Putih yang terus berupaya melestarikan kesenian tersebut. Sedangkan perkembangan pencak silat sebagai ilmu beladiri sudah ada sejak dulu sebagai latihan untuk melawan penjajah ketika itu.

Pencak silat ujungan kini menjadi salahsatu seni tradisi buhun (zaman dulu) yang masih berkmbang di Majalengka. Berbagai pentas seni sudah diikuti oleh Padepokan Bunilaya Kuda Putih ikit dalam salah satu ajang kesenian di Kabupaten Bogor, pada tahun 2010 ikut serta dalam acara Pasang Giri Seni Sunda 2 Abad Kota Bandung, dan pada tahun 2017 mengikuti West Java Pencak.

Kemudian untuk memberkan prestasi lain Bunilaya Kuda Putih mengikuti berbagai keikutsertaan dalam kegitan perlombaan Pencaksilat, serta ikut serta dalam rangka mengikiti dan berparisipasi dalam kegiatan pertunjukan pagelaran seni. Untuk mencetak regenerasi baru Padepokan Bunilaya Kuda Putih memberikan pusat latihan pada anak-anak dini.

Pencak Silat Sebagai Ciri khas Bangsa

Aliran pencak silat banyak sekalai, berbagai daerah mempunyai pemahaman dan aliran pencak silat sendiri. Pencak silat sudah masuk dan diakui oleh UNESCO sebagai warinas budaya, ini lah salah satu upaya pemerintah untuk memajukan pencak silat.

Sehingga pencak silat menjadi ciri has bangsa Indonesa. Pencak silat sebagi seni beladiri sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai pelindung diri. Dari masa Hindia Belanda pencak silat di manfaatkan sebgai bentuk latihan militer.

Bentuk dari pencak silat ini tidak hanya sebagai beladiri saja tetapi juga sebagai seni beladiri. Pencak silat juga sering bertumpang tindih antara bela diri dan kesenian. Namun, dalam hal ini sesuai dengan konteknya sering kita jumpai Pencak Silat mempunyai dua fungsi sebagai beladiri dan sebagai seni.