Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Rangkuman Materi SKI Tradisi Kearifan Lokal Madura

 Rangkuman Materi SKI kearifan lokal

Ruang Kelas - Kearifan lokal Madura membrikan warna khasanah tradisi dan budaya Islam di Inonesia. Tradisi merupakan sesuatu yang lakukan secara turun temurun dilakukan dari generasi sebelumnya ke generasi selanjutnya. 4 keraifan lokal Madura yaitu Sholawatan, Toket Rase, Rokat, dan Maulidan. Tradisi Islam Madura yang masih hari ini bisa kita jumpai. Oleh sebeb itu pada kempatan ini penulis akan mmbahas mengenai tradisi Islam yang ada di Madura berikut pmebahasnnya

1) Sholawatan

Di Madura, budaya sholawatan dilaksanakan dengan cara yang berbeda. Jika pada umumnya dilaksanakan di masjid, kegiatan sholawatan masyarakat Madura ini diselenggarakan di rumah-rumah secara bergantian. Misalnya, hari ini diselenggarakan di rumah Pak Rahmad maka seminggu kemudian diadakan di rumah tetangganya. Begitu seterusnya sampai kembali ke tuan rumah yang awal mendapat giliran.

2) Rokat Tase

Kearifan lokal ini dilakukan untuk mensyukuri karunia serta nikmat yang diberikan oleh Sang Maha Pencipta, yaitu Allah Swt sekaligus agar diberikan keselamatan dalam bekerja dan kelancaran rezeki. Kegiatan tersebut biasanya dimulai dengan acara pembacaan istighasah dan tahlil bersama oleh masyarakat yang dipimpin oleh pemuka agama setempat. Setelah itu, masyarakat melepaskan sesaji ke laut sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Adapun isi dari sesaji itu meliputi ketan-ketan yang berwarna-warni, tumpeng, ikan-ikan, dan sebagainya. Budaya tersebut disebut rokat tase oleh penduduk setempat.

3) Rokat

Di Madura, rokat dilakukan dengan maksud jika dalam suatu keluarga hanya ada satu orang laki-laki dari lima bersaudara (pandapa lema’) maka harus diadakan acara rokat. Acara ini biasanya dilaksanakan dengan mengundang topeng(nangge’ topeng) yang diiringi dengan alunan musik gamelan Madura sembari dibacakan macapat atau mamaca.

4) Muludhen

Kegiatan ini dilakukan menyambut Maulid Nabi Muhammad Saw. sebagai salah satu bentuk pengejawantahan rasa cinta umat Islam kepada Rasul-Nya. PerayaanMaulid dilakukan dengan membaca Barzanji, Diba’i, atau al-Burdah. Dalam hal ini, Barzanji dan Diba’i adalah karya tulis seni sastra yang isinya bertutur tentang kehidupan Muhammad Saw., mencakup silsilah keturunannya, masa kanakkanak, remaja, pemuda, hingga diangkat menjadi rasul. Karya itu juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Rasulullah Saw., serta berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan bagi umat manusia. Adapun Al-Burdah adalah kumpulan syair-syair pujian kepada Rasulullah Saw. yang disusun oleh al-Bushiri.

Dari kempat tradisi tersebut mepupunyai makna yang sangat luar biasa selain membudaykan ajaran-ajaran Agama Islam tetapi juga memberikan keraifan bagi msayrakat. Hal ini juga yang perlu kita ketahui bahwa sebuah tradisi merupakn hasil cupta manusia yang akan memberikan suatu manfaat bagi masyraktnya. Kearifan lokal, tradisi dan budaya harus kita jungjung tinggi supaya kehadirannya tetap terus ada dan memberikan pelajaran bagi kita semua.

Merawat tradisi bagai merawat jatidiri bangsa, karakterbangsa ada pada jantung tradisi. Maka oleh sebab itu bagi siswa/i MTs sederajat yang belajar Sejarah Kebudyaan Islam nusantra dikenalkan dengan keraripan lokal yang ada di nusantara. Salah satunya adalah tradisi yang ada Madura yang sudah di jelaskan di atas.

Kearifan lokal Madura ini memberika kita pelajaran dari nilai-nilai khazanah Islam serta nilai-nilai sosial pada lingkungan dimana kita tinggal. Kehidupan manusia tidak akan lepas dari kehidupan sosial dan kehidupan beragama.