Metode Penelitian Sejarah: Heuristik (Pengumpulan data)
Dalam metode penelitian sejarah ada yang namanya heuristik, menurut Notosusanto, heuristik berasal dari bahasa Yunani heuriskeinin, artinya sama dengan to find yang berarti tidak hanya menemukan, tetapi mencari dahulu. Pada tahap ini, kegiatan diarahkan pada penjajakan, pencarian, dan pengumpulan sumber-sumber yang akan diteliti, baik terdapar di lokasi penelitian, temuan benda maupun sumber lisan.
Kenapa heuristik merupakan bagian dari metode penelitian sejarah? Karena sejarah pada awalnya merupakan kajian keilmuan yang masih belum dikatakan "ilmiah", karena sumber data yang dihunakan pada masa itu masih bersumber fari filsafat spekulatif dan kisah-kisah sastra masa lalu. Kemudian, pada tahun 1976 terbit sebuah jurnal Revue Historique dengan tujauan membuat sejrah ,enjadi sebuah "sains positif". Pada jurnal tersebut dibagi menjadi tiga bagian yang harus dipake secara berurutan untuk memperoleh/penghasilan penelitan sejarah positif. Heuristik adalah kegatan mencari sumber untuk mendapatkan data-data atau materi sejarah, atau evidensi sejarah.
Dari pengertian di atas, kita dapat gambaran bagaimana seorang sejarawan/peneliti harus mencari sumber-sumber yang terkait untuk merekuntuksi cerita sejara secara ilmiah. Ketika kita sedang mencari data atau sumber-sember yang berkaitan dengan apa yang kita teliti terkadang banyak hal yang harus kita perhatikan terlebih dahulu untuk penelusuran seumber sejarah itu, karena harus disesuaikan dengan kemampuan kita untuk mencari sumber itu. Kemampuan dari biaya dan kempauan secara intelektual kta. Untuk menjadi sejarawan yang profesional kegiatan pengumpulan data dan sumber semjadi suatu yang "wajib".
Sumber, Bukti, dan Fakta Sejarah
1. Sumber Sejarah
Sejarawan harus menetukan suatu subjek terlebih dahulu sebelum mencari data dan sumber yang terkait dengan subjek tersebut. Heuristik sejarah tidak berbeda dengan kegiatan bibliografi, menyangkut buku-buku yang tercetak. Akan tetapi, sejarawan harus mengunakan banyak matelial yang tidak terdapat di dalam buku-buku. Jika bahan-bahan itu berupa arkeologi, epigrafis, atau numismatis, sejarawan harus bertmpu pada museum. Jika benda-benda itu berupa dokumen resmi, sejarawan dapat mncarinya dari arsip di pengadilan-pengadilan, perpustakaan pemerintah, dan lain-lain. Jika bahan-bahan itu berupa dokumen pribadi, harus mencarinya di perusahan-perusahan, ruang piagam, dan sebagainya, Jika telah memikirkan saut objek, dengan pembatasan yang bersipat pasti mengenai perseorangan, wilayah, waktu, dan fungsi yang bersangkutan, ia mencari bahan-banhan yang ada sangkut pautnya dengan perseorangan di wilayah tersebut. Semakin cermat pembatasanya mengenai perseorangan, wilayah, waktu dan fungsi, semakain besar kemungkinan bahwa sumber-sumbernya ada sangkut-pautnya dengan subjeknya.
Pada bukunya Dr. Sulasman, ada beberapa ahli memberi pengertian sember sejarah sebagi berikut. Helis Sjamusuddin menyebutkan bahwa sumber sejarah merupakan segala sesuatu yang langsung ataupun tidak langsng menceritakan tentang kenyataan atau kegiatan masa lalu. Menurut R. Moh Ali, sumber sejarah adalah segala sesuatu yang berwujud serta berguna bagi penelitian sejarah Indonesia sejak zamn purba sampai sekarang. adapun Sidi Gazalba mengatakan bahwa seumber sejarah adalah warisan yang berbentuk lisan, tertulis dan visual. Semetara Muh. Yamin menjelaskan bahwa sumber sejarah adalah kumpulan benda kebudayaan untuk membuktikan sejarah
Dari semua definisi tersebut dapat disumpulkan bahwa sumber sejarah adalah segala warisan kebudayaan yang berbentuk lisan tertulis, visual serta dapat digunakan untuk mencari kebenaran, baik yang terdapat di Indonesia maupun di luar wilayah Indonesia sejak zaman prasejarah sampai sekarang.
Sumber sejarah terbagi menjadi tiga, yaitu:
- Sumber tertulis, yaitu semua keterangan dalam bentuk laporan tertulis yang menganut fakta-fakta sejarah secara jelas. Sumber ini dapat ditemukan di batu, kayu, kertas, dingding gua.
- Sumber lisan, yaitu semua keterangan yang dituturkan oleh pelaku atau saksi pristiwa yang terjadi pada masa lalu. Sumber ini merupakan sumber pertama yang digunakan masnusia dalam mewariskan pristiwa sejarah, tetapi kadar kebenarannya sangat terbatas karena tergantung pada kesan, ingatan, dan tafsiran pencerita.
- Sumber benda, yaitu segala keterangan yang dapat diperoleh dari benda-benda peninggalan budaya atau lazim dinamakan benda-benda yang terbuat dari buku, logam, kayu, tanah.
Sumber sejarah dapat juga dibedakan menjadi sumber primer dan sumber sekunder.
Sumber primer adalah kesaksian dari seorang saksi yang melihat peristiwa bersejarah dengan mata kepala sendiri atau panca indra lain atau alat mekanis yang hadir pada peristiwa itu (saksi pandangan mata, mislnya kamera, mesin ketik, alat tulis, kertas). Sumber primer harus sejaman dengan pristiwa yang dihasilkan.
Sumber sekunder adalah kesaksian dari orang yang bukan merupakan saksi pandangan mata, yaitu seorang yang tidak hadir hadir pada peristiwa yang dikisahkan. Peliputannya (wartawan) yang hadir pada peristiwa itu terjadi.
2. Bukti Sejarah
Bukti sejarah terbagi menjadi bukti tertulis dan bukti tidak tertuli. bukti tertulis mirip dengan sumber tertulis pada sumber sejarah yang memuat fakta sejarah secara jelas. Bukti tidak tertulis dapat berupa cerita atau tradisi. Bukti tidak tertulis tidak berwujud benda konkret, meskipun mengundang unsur-unsur sejarah.
3. Fakta Sejarh
Fakta sejarah adalah data yang terseleksi yang berasal dari berbagi sumber sejarah. Dalam fakta sejarah terdapat beberapa unsur berikut ini.
Fakta mental, yaitu kondisi yang dapt mengambarkan kemungkinan suasana alam, pikiran, pandangan hidup, pendidikan, status sosial, perasaan, dan sikap yang mendasari penciptaan suatu benda. Misalnya, pembuatan nekara perunggu.
Fakta sosial, kondisi yang mengambarkan keadan sosial sekitar tokoh pencipta benda, seperti suasana zaman, keadaan lingkungan, dan sistem kemasyarakatan. Berdasarkan hasil penemuan benda-benda sejarah, sejarawan dapat memikirkan fakta sosialnya.
Bukti dan fakta sejarah merupakan kumpulan peristiwa yang dipilih berdasarkan tingkat keeratan dan keterkaitan dengan proses sejarah tertentu. Berbagai macam fakta yang pada awalnya berdiri sendiri direkontuksi kembali menjadi suatu-kesatuan yang saling berhubungan dan bermakna. Berbagai peristiwa masa lalu, bahkan ratusan tahun lalu yang dapt direkontuksi kembali berdasarkan seumber-seumber sejarah.
Dengan kegiatan huristik tersebut akan mengumpulkan data dan fakta sesuai kebutuhan rangian cerita sejarah yang faktual. Dari berbagai sumber tersebut bisa dijuji dengan Kritik Sumber atau pengkajian sumber benar atau tidaknya sumber tersebut. Sumber tersebut akan memiliki sumber yang palid untuk merekuntruksi sejarah
Editor : Hermawan Arisusanto, S. Hum