Faktor Pendorong Mobilitas Sosial
Secara umum mobilitas sosial didorong oleh beberapa faktor yaitu Status sosial, keadaan ekonomi, situasi politik, kemudahan dalam akses pendidikan, perbedaan Fertilitas, struktur pekerjaan dan keinginan melihat daerah lain. penjelasannya adalah sebagai berikut
Status Sosial
Setiap manusia dilahirkan dalam status yang sama dengan orang tuanya. Dalam perkembangan selanjutnya, jika ia tidak puas dengan status yang diwariskan oleh orang tuannya ia dapat mencari kedudukannya sendiri dilapisan sosial yang lebih tinggi. Atau setidaknya memperoleh status yang berbeda dengan orang tuannya kendati dalam posisi yang sederajat. Usaha untuk merubah status sosial itu, tentu saja harus melihat dahulu kemampuan dan jalan yang dapat ditempuhnya.
Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang yang hidup dalam keadan ekonomi serba kekurangan, kondisi ekonomi yang lemah itu, antara lain disebabkan oleh keadaan setempat tinggal yang tandus, kegagalan panen, dan habisnya sumber daya alam. Dalam kajian sosiologi, orang yang pindah dari satu daerah ke daerah lain disebut mengalami mobilitas.
Situasi politik
Terjadinya mobilitas dapat juga disebabkan persoalan-persoalan politik yang dihadapi suatu negara. Seseorang atau kelompok orang mungkin terpaksa harus meninggalkan daerahnya atau bahkan tanah airnya kerika kondisi politik di negaranya carut-marut, tidak aman dan tidak sesuai dengan pola pikirnya. Dengan demikian, kendati negaranya subur dan kaya sumber daya alam, tetapi kondisi politik yang tidak kondusif dapat menimbulkan mobilitas sosial, baik menuju ke daerah yang lebih aman, tidak gaduh dengan personal politik, atau pindah kleluar negeri.
Kemudahan dalam aspek pendidikan
Setiap individu dilahirkan dengan kemamupuan dan bakat yang berbeda-beda. Setelah memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan dari lembaga pendidikan tertentu, umumnya orang-orang yang semakin cakap dan mempunyai kesempatan dalm menentukan mobilitas sosialnya. Apalagi jika akses pendidikan dapat memacu orang-orang yang akan melakukan mobilitas sosial vertical naik akan semakin banyak. Dengan demikian, akses pendidikan dapat memacu orang-orang untuk melakukan mobilitas sosial ke arah yang lebih baik dan sukses.
Berbedaan fertilitas
Setiap daerah memiliki tingkat fertilitas (kelahiran yang berbeda-beda. Tingkat fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah jenis pekerjaan yang mempunyai kedudukan tinggi atau rendah. Pada daerah yang memiliki tingkat fertilitas tinggi (penduduknya padat), terutama di kota-kota besar, orang-oranfg cenderung ingin menduduki lapisan yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan di daerah-daerah padat penduduk terjadi persanginan hidpu yang lebih ketat bila dibanding dengan daerah yang sedikit penduduknya. Selain itu, jika angka fertilitas semakin tinggi makan terjadi pertambahan penduduk yang pesat sehingga bisa saja dapat menimbulkan mobilitas sosial vertical ke bawah, seperti menjadi keluarga yang miskin.
Stuktur pekerjaan
Di setiap masyarakat terdapat beberapa kedudukan tinggio dan rendah yang harus diisi oleh anggota masyarakat yang bersangkutan. Hal ini biasanya terkait dengan kegiatan perekonomian masyarakat tersebut. Misalnya, mayarakat atau negara yang kegiatan ekonominya berbasis industry, kedudukan yang bersetatus tinggi lebih baik daripada yang keduduknnya rendah.
Di smping itu, jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat diperselisihkan, maka menyulitkan orang bergerak dari satu lapisan kelapisan lain karena spesialisasi pekerjaan menuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakat untuk lebih kuat berusaha menaikan kedudukan sosialnya.
Keinginan melihat daerah lain
Adanya keinginan melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkat mobilitas geografis dari suatu tempat ke tempat lain. Misalnya orang-orang berekreasi kedaerah-daerah tujuan wisata. Contoh lain, seorang lulusan SMA melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di luar negeri.