Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Rangkuman Materi SKI Kearifan Lokal Melayu

Rangkuman Materi SKI Kearifan Lokal Melayu

RUANG KELAS - Indonesia mempunyai banyak ragam budaya dan tradisi, keraifan lokal di melayu merupakaln bagian kecil dari kerifan lokal ada di Indonesia. Tentu, Indonesia merupakan Negara yang sayngat besar tidak hanya lusa tapi dam bentuk suku, etnis, Bahasa budaya, dan tradisi sangatlah banyak. Silbol Bineka Tunggalika merukan sumbol pemersatu bangsa.

Subtansi dari ke empat kearifan lokal yang ada si melayu khusunya di daerah Riau dansekitarnya berikut adalah 4 kearifan lokal di Melayu Petang Megang, Belimu Kasi, Tahlil Jamak atau Kenduri Ruwah, dan Barzanji. Untuk lebih jauh supaya kita faham mengani kearifan lokal di Melayu simak penjelasan berikut ini;

Petang Megang

Budaya Petang Megang tersebut berada di masyarakat Melayu di Sungai Siak. Hal tersebut mengacu pada leluhur suku Melayu di wilayah Pekanbaru yang berasal dari Siak. Kearifan lokal tersebut diawali dengan ziarah ke berbagai makam ulama dan tokoh-tokoh penting di wilayah Riau.

Kegiatan Ziarah dilakukan setelah shalat Zhuhur. Kemudian, dilanjutkan dengan kegiatan utama ziarah ke makam Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah yang dikenal dengan nama Marhum Pekan. Beliau merupakan sultan kelima Kerajaan Siak Sri Indrapura (1780‒1782) dan juga pendiri kota Pekanbaru.

Balimau Kasai

Tradisi tradisional Balimau Kasai khusus diadakan untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Kegiatan tersebut dilaksanakan satu hari menjelang masuknya bulan Ramadhan. Selain sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan memasuki bulan Ramadhan, tradisi tersebut juga merupakan simbol penyucian dan pembersihan diri sebelum masuknya di bulan yang suci.

Balimau sendiri bermakna mandi dengan menggunakan air yang dicampur jeruk yang oleh masyarakat setempat disebut limau. Jeruk yang biasa digunakan adalah jeruk purut, jeruk nipis, dan jeruk kapas. Adapun kasai adalah wewangian yang dipakai saat keramas. Bagi masyarakat Kampar, pengharum rambut ini (kasai) dipercayai dapat mengusir segala macam rasa dengki yang ada di dalam kepala sebelum memasuki bulan puasa.

Tahlil Jamak atau Kenduri Ruwah

Tahlil jamak merupakan amalan dzikir serta berdoa untuk para arwah orang tua atau sesama muslim. Selain doa, dilaksanakan juga kenduri dengan sajian menu yang bersumber dari sumbangan sukarela warga.

Kegiatan tersebut disatukan sejak berdirinya Masjid Penyengat. Bahkan, sampai saat ini, Kenduri Ruwah masih dilakukan secara berjamaah di masjid tersebut. Warga Pulau Penyengat, Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, mempunyai tradisi khas menyambut datangnya bulan puasa.

Barzanji

Budaya Melayu ini masih berlangsung hingga kini. Bahkan, pelaksanaannya terus mengalami perkembangan dengan berbagai inovasi yang ada. Sebagai contoh, penggunaan alat musik modern untuk mengiringi lantunan Barzanji dan shalawat.

Barzanji menghubungkan praktik budaya Islam masa kini dengan di masa lalu. Selain itu, melalui Barzanji, masyarakat Melayu Islam dapat mengambil pelajaran dari kehidupan Nabi Muhammad Saw.

Dari ke empat tradisi dan budaya kearifan lokal di melayu yaitu Petang Megang, yang merupakan tradisi yang dilakukan di sungai shiak atas dasar keyakinan mereka dan menghormati nenek moyang yang telah mendirikan kota tersbut dan berzarah kepada leluhur mereka. 

Balimau Kasai, tradisi ini dikalukan ketika maumenyambut beulan suci Ramadhan, atas sukur dan nikat yang telah diberikannya serta pencucian atau memberesihkan diri menjelang satu hari sebelum masuknya bilah suci Ramadhan. 

Tahlil Jamak atau Kenduri Ruwah, yang dilaksanakan secara berjamah dziki dan berdoa untuk para arwah orang tua atau sesama muslim. Hal tersebut dilakukan setelah berdirinya masjid Masjid Penyengat bahkan, sampai saat ini masih dilakukan. 

Barzanji, yang saat ini masih berkembang di Melayu dengan berbagai inivasi moderen dengan diringi berbagai jenis alat musik Barzanji merupakan pebacan kisah Muhammad.